YOGYAKARTA – Perayaan akhir tahun baru dalam satu dekade menjadi momok bagi para orangtua. Para muda-mudi menjadi liar, mereka mabuk-mabukkan, melakukan kemaksiatan, bahkan kerap terjadi aksi kriminal.
Meningkatnya aksi kriminal dan perayaan pergantian tahun baru yang cenderung maksiat, memang mengkhawatirkan para orangtua. Bukan hanya persoalan moral yang kian merosot, namun melindungi putra dan putri dari kejahatan adalah prioritas orangtua di malam tahun baru.
Menyikapi fenomena akhir tahun itu, DPP LDII sejak 1990-an telah menginstruksikan agar DPD Kabupaten/kota di se-Indonesia mengadakan acara pengajian semalam suntuk di masjid-masjid warga LDII. Tahun demi tahun acara ini terbilang efektif membendung pengaruh negatif terhadap muda-mudi LDII.
Meskipun demikian, acara ini menjadi monoton. Maka sejak era 2000-an, pengurus di tingkat PC dan PAC LDII mulai membuat kreasi. Acara tak sekadar pengajian, nasihat, dan mengudap makanan di tengah malam. Namun ditambahkan berbagai atraksi pertunjukan, yang menuntut kreasi para anak muda. Acara ini terbilang sukses. Sejak sore bahkan seminggu sebelum acara tahun baru, para muda mudi menyiapkan atraksi, mulai dari drama, komedi, hingga baca puisi. Semuanya dihelat setelah pengajian Alquran dan Alhadist, serta nasihat agama.
Di Sleman misalnya. Pengurus DPD LDII Sleman mampu menghimpun 650 siswa dan mahasiswa turut hadir dalam pengajian akhir tahun di Masjid Mulyo Abadi, Mulungan, Sleman- DIY. Acara yang bertemakan “Berilmu, Berakhlakhul Karimah, dan Mandiri” ini berhasil meramaikan pergantian tahun 2013 dengan nuansa modern namun tetap islami.
Acara ini dihadiri pengurus Komisi Fatwa MUI DI Yogyakarta DR H Makhrus Munajat, SH. MUI DI Yogyakarta bangga, warga LDII bisa mengantisipasi kerusakan moral, dengan menghelat pengajian di akhir tahun. Dengan demikian generasi muda LDII justru kian bertambah keimanannya, tak hanyut dalam kemerosotan moral.
“Remaja adalah calon pemimpin dikemudian hari nanti, untuk itu remaja harus mempersiapkan diri untuk hal-hal yang positif. LDII menjadi wadah untuk menampung kegiatan-kegiatan yang positif termasuk dalam menyambut tahun baru,” ujar Makhrus Munajat.
Acara pengajian akhir tahun itu dimulai sejak maghrib, lalu dibuka oleh ketua DPD LDII Kabupaten Sleman H Anji Sujiman, SH, dan tausiah oleh DR H Makhrus Munajat, SH selaku Komisi Fatwa MUI DI Yogyakarta, ditutup dengan pementasan drama. Salah satu drama yang ditampilkan bertajuk “Puisi Kehidupan” dikutip dari kumpulan puisi Chairil Anwar yang menjelaskan tentang penyesalan seorang pemuda yang menyianyiakan masa mudanya, dengan melalaikan ibadah kepada Allah SWT. Drama lainnya juga menampilkan tentang keutamaan mencari ilmu dan pertolongan Allah, serta penampilan video tentang mengaji dan bersedekah.
“Acara ini diadakan untuk mewadahi para pemuda agar tidak terbawa arus pergaulan zaman saat ini,” tutur Muhammad Fickar selaku ketua panita. “Mudah-mudahan dengan diadakannya acara pengajian akhir tahun ini para pemuda semakin siap dan mampu menghadapi tantangan akhir zaman” tambahnya.
Lain halnya di Jawa Timur, DPD LDII Jember menghelat acara pengajian akhir tahun di Aula Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Ambulu. Ratusan remaja wilayah Jember Selatanya dari Kecamatan Ambulu, Tempurejo, Wuluhan, Balung, dan Puger mengikuti pembinaan yang bertemakan Birul Walidain, yakni tata krama untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.
Shodiq Mahmud, S.Pd Ketua Penggerak Pembina Generus LDII Kabupaten Jember menyatakan selain materi Birul Walidain, acara pergantian tahun baru itu dimeriahkan dengan pertunjukan sulap, pencak silat, dan drama, “Pengajian akhir tahun merupakan program dari LDII secara nasional, untuk mengantisipasi pengaruh negatif yang sering dihadapi remaja pada malam menjelang pergantian tahun, seperti kebut-kebutan, mabuk-mabukan, dan pergaulan bebas,” ujar Shodiq Mahmud.
Setiap tahun tema yang diangkat DPD LDII Jember selalu berbeda. Tahun lalu misalnya diadakan lomba memasak ala Master Chef Indonesia dengan mendatangkan juri dari Ibu Muspika Ambulu, “Dan sekarang kami mengadakan pembinaan serta simulasi bertatakrama yang baik kepada kedua orangtua,” ujarnya.
Shodiq Mahmud yang juga Wakil Ketua LDII Jember itu juga menambahkan, bahwa permasalahan remaja saat ini sering diawali karena kurang harmonisnya komunikasi dengan orangtua dan belum memahami cara bertatakrama yang baik.
Untuk memicu prestasi, DPD LDII Jember menampilkan Yustian, siswa SMPN 1 Ambulu, yang meraih medali emas Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Timur 2013 dan POMNAS 2013. Acara yang bertajuk Membina Generasi Penerus Melalui Kegiatan Positif Yang Islami ini juga dihadiri oleh Pengurus Harian LDII Jember dan Pengurus Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Ambulu. (LDII News Network)