Sebagian Bukti Terkabulnya Doa Nabi Ibrohim as
ALHAMDULILLAH puji syukur pada Alloh Subhanahu wa Taala, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, dan rasa syukur yang tak terhingga, sehingga bisa menjalankan serangkaian perjalanan dan ibadah dengan lancar.
Setelah tiba di Arab Saudi, melihat dan merasakan langsung suasana alamnya, alhamdulillah, saya sangat bersyukur, Indonesia adalah negeri yang sangat kaya, gemah ripah loh jinawi. Terlepas dari kelebihan-kelebihan Mekkah Al Mukarromah dan Madinah Al Munawwarah bagi Alloh, alam di Indonesia sangat subur dan indah serta beragam flora dan fauna.
Saya sampai berpikir nyeleneh, mungkin saja Indonesia adalah surga dunia yang sangat menggiurkan dan diimpikan penduduk Arab Saudi. Betapa tidak. Konon, tongkat ditancapkan di tanah Jawa pun akan tumbuh menjadi pohon yang berdaun lebat. Ini karena saking suburnya tanah Jawa di Indonesia.
Ketika di kota Mekkah dekat Baitulloh, saya melihat banyak bangunan, gedung bertingkat, atau hotel, yang berdiri di atas tanah batu yang dipangkas, dikikis, dikeruk, dikerowoki hingga cukup untuk didirikan bangunan di atasnya. Bahkan membangun jalan pun mengikuti kontur tanah batu yang keras. Jelas sangat mengherankan jika tanah keras tersebut dicangkul, dibajak, lalu dibuat kebun atau sawah seperti di Indonesia, tentu tanaman yang ditanam tersebut akan cepat layu dan mati.
Agak jauh dari Baitulloh, di beberapa wilayah dijumpai gurun pasir berbatuan kerikil yang keras. Mungkin jika seseorang bersepeda melalui gurun atau jalan tersebut, lalu terjatuh, ndelosor, bisa dibayangkan, minimal salah satu sisi jidat, sebut saja si fulan, akan benjol segede telur ayam kampung.
Ini semua untuk menggambarkan bahwa kondisi tanah disana sangat kering dan gersang, apalagi hawa udara yang cukup panas, 42-43 derajat Celcius saat itu. Mungkin orang akan berpikir, tidak mungkin tumbuh-tumbuhan, bahkan hewan atau manusia bisa hidup bertahan lama di sana. Mirip hidup di planet Mars atau Bulan yang gersang.
Tapi, mengapa Mekkah dan Madinah sekarang ini begitu makmur, bahkan Madinah terkenal subur dengan buah kurma yang paling enak dan mahal, seperti kurma Ajwa, yang bisa dirasakan oleh orang-orang hingga ke seluruh penjuru dunia? Zamzam, ya… air zamzam itu dari mana asalnya, bukankah dari tanah gersang? Siapa sih yang belum pernah makan kurma dan minum air Zamzam selama hidup dunia?
Rupanya, saat menulis ini baru kusadari, kondisi Mekkah yang gersang bergurun pasir dan berbatu cadas itu sudah sejak dulu kala telah dikeluhkan oleh Nabi Ibrohim alaihissalam, seperti ayat ini:
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku (Hajar & Ismail) di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahMu yang dimuliakan (Baitullah)… [QS. Ibrohim: 37]
Nabi Ibrohim as juga berdoa pada Alloh:
Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada ahlinya negeri (penduduknya) yang beriman dari mereka (penduduk) kepada Allah dan hari akhir. [QS: Al Baqoroh: 126]
Bisa jadi, karena doa inilah buah-buahan dan rezeki didatangkan untuk Mekkah, dan tanaman-tanaman subur di Madinah.
Lalu, apa buktinya aman? Hm… Kalau dipikir dan yang bisa dilihat saja, salah satunya adalah Arab Saudi bukan negara jajahan seperti Indonesia. Tidak juga seperti negara-negara Arab dan Timur Tengah lainnya yang sering bertikai, seperti Mesir saat ini misalnya. Bisa jadi, karena doa inilah, apabila seseorang datang ke tanah suci dengan niat tidak baik, membuat tidak aman, maka upayanya akan tidak berhasil.
Kemudian, apa buktinya diberi rezeki? Salah satu yang bisa dilihat adalah orang-orang yang datang haji tiap tahun atau umroh hampir datang tiap hari, yang berasal dari berbagai penjuru dunia, membawa rezeki yang lebih dari cukup. Konon, orang Indonesia yang pergi haji atau umroh dan membawa uang saku, maka uang sakunya harus dihabiskan disana. Subhanallah.
Oiya, masih berkaitan dengan doa di atas, dan ini catatan awam saya. Begini, ketika saya membeli kurma Ajwa di dua tempat berbeda, saya merasakan ada perbedaan layanan. Taruhlah, saya membeli di tempat A. Saya cukup kecewa beli disini. Di A ini ternyata saya baru tahu banyak orang datang dan pergi, tetapi jarang ada yang beli atau memborong, dan hanya mencicip halal saja. Sedangkan di tempat B, saya mendapat layanan lebih bagus, tempat lebih bagus, harga sama tapi barang lebih berkualitas, kemasan baik, dan senyum ramah si penjual, bahkan esoknya saya kembali lagi untuk membeli sekali lagi. Saya merasa mendapat rezeki beli di B ini.
Dari jual beli itu, saya tidak tahu apakah orang yang di tempat A itu beriman atau tidak. Begitu juga dengan orang yang di tempat B, hanya Alloh yang Maha Mengetahui. Tetapi secara Islami, yang bisa dirasakan orang lain, jelas orang yang di tempat B Islami.
Inilah, semua ini karunia Alloh Azza wa Jalla, doa-doa Nabi Ibrohim alaihissalam telah dikabulkan. Sungguh, saya baru mengerti sebagian kecil ini setelah berkunjung dan melihat langsung kondisi disana, meski sebelumnya hanya pernah mempelajari, mengaji, atau mustami’ mendengarkan nasihat atau kotbah agama Islam. Tentu masih ada sebagian besar dan banyak lagi hikmah yang belum saya mengerti. Wallohu musta’an.
Bersambung …