JAKARTA – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-8 LDII. Sejak berdiri pada 1972, inilah Munas LDII yang paling berbeda dibanding munas-munas sebelumnya. LDII mengharapkan munas bukan sekadar kegiatan rutin dan seremoni, namun memberikan prespektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
ÔÇ£Munas kali ini merupakan cermin bahwa Islam itu rahmatalil alamin kami memberikan solusi berbagai masalah bangsa. Bagi LDII Munas bukan sekadar pertanggungjawaban pelaksanaan program, memilih ketua baru, dan menyusun arah organisasi. Munas sebisa mungkin cermin solusi atas masalah bangsa, dalam detail pelaksanaan,ÔÇØ ujar Prasetyo Sunaryo Ketua Panitia Pengarah Munas VII LDII.
Prasetyo mencontohkan, penebangan hutan untuk berlembar-lembar kertas ataupun tisu, mengakibatkan keseimbangan ekosistem di bumi terganggu. Lalu muncul masalah berikutnya, pemanasan global menjadi ancaman umat manusia karena hutan yang berfungsi menyaring polusi dan menjaga suhu bumi, kian menyusut.
Solusinya, warga LDII telah melakukan gerakan masif dengan menanam 3,5 juta pohon di 12 provinsi dengan tingkat kematian 7,2 persen. Dalam setahun sekali, DPD LDII di seluruh Indonesia melaksanakan program Go Green setidaknya setahun sekali. Gerakan penghijauan ini diterapkan pula dalam kehidupan sehari-hari dengan menanam pekarangan rumah dengan pepohonan yang bermanfaat.
“Lalu kami memikirkan Munas yang bebas kertas, sebagai kelanjutan Go Green. Semua materi pembicara, pendaftaran, dan administrasi di kesekretariantan Munas menggunakan email dan software khusus untuk menaruh dokumen. Peserta tinggal mengunduh. Pendaftaran peserta juga dilakukan secara online,” papar Prasetyo.
Langkah LDII menggelar munas tanpa kertas ini diapresiasi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Menurutnya, langkah LDII menggelar munas tanpa kertas bisa diikuti oleh ormas lain, “Selain ramah lingkungan, juga menekan pegeluaran untuk menggelar munas,” kata Lukman Hakim saat audiensi dengan pengurus DPP LDII pada Kamis (3/11).
Dalam munas ke-8 ini LDII mengangkat tema “Keniscayaan Peningkatan Kualitas SDM, Kemampuan Pendayagunaan Teknologi Digital, dan Pengembangan Ekonomi Syariah untuk Pembangunan Indonesia Berkelanjutan.” Pemilihan tema ini berangkat dari sukses LDII dalam lima tahun terakhir melaksanakan program membangun manusia yang profesional religius ÔÇô yang merupakan program Munas ke-7 pada 2011 silam.
Sementara itu Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso mengatakan, peningkatan kualitas SDM, dilakukan LDII dengan melakukan pembenahan mendasar dengan memperbaiki kualitas pendidikan nasional, “Pendidikan merupakan alat utama untuk menciptakan SDM yang berkualitas. Persoalannya, bangsa Indonesia kurang menghormati guru, mengingat berbagai kasus kriminalisasi terhadap guru. Tanpa penghormatan terhadap guru, dapat dipastikan kualitas pendidikan bakal rendah,” ujar Chriswanto yang juga Wakil Ketua Panitia Pengarah Munas ke-8 LDII. Guru di sini bukan sekadar pengajar di sekolah maupun kampus, tapi juga para mubaligh dan mubalighot.
Gerakan moral menghormati guru ini akan digaungkan pada Munas VIII LDII. Sebab pada prinsipnya, bila guru dihormati, dengan sendirinya guru akan merespon sehingga ia akan meningkatkan kualtas dirinya, “Orang yang dihargai dengan yang tidak dihargai pasti beda. Gerakan ini menjadi konstribusi untuk memperbaiki dunia pendidikan,” ujar Chriswanto.
Ia mengingatkan bangsa-bangsa dengan kualitas SDM yang bagus semisal Amerika Serikat, Norwegia, Finlandia, Korea Selatan dll, memiliki budaya menghormati guru yang bagus.
Sedangkan “pendayagunaan teknologi informasi” yang diangkat dalam munas, merupakan penguatan dari Gerakan Internet Sehat yang telah dilakukan LDII sejak 2008 lalu. Gerakan internet sehat dilakukan warga LDII di seluruh Indonesia, dengan cara mengunggah berita dan informasi yang bersifat positif, semisal dakwah dan berbagai kontribusi LDII dalam membangun bangsa.
“Dalam munas nanti, berkaitan dengan pendayagunaan teknologi informasi, kami melansir e-commerce pikub.or.id dan etika sosial media,” ujar Prasetyo Sunaryo. Launching pikub.or.id selain merupakan bentuk dari pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, sekaligus menerapkan prinsip-prinsip ekonomi syariah yang dikembangkan DPP LDII.
Pikub.or.id juga menjadi salah satu e-commerce pertama yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Pikub.or.id melengkapi keberadaan pemberdayaan ekonomi syariah berbasis koperasi yang telah dilakukan oleh warga LDII dalam rupa Usaha Bersama (UB) dan bank simpan pinjam atau Baitul Mal wa Tanwil (BMT).
“Bagi kami ekonomi syariah bukan hanya sekadar mengerjakan perintah Allah dan Rasul, tapi ekonomi syariah merupakan penyelamat dari sistem ekonomi yang kapitalis dan liberal,” papar Prasetyo. Ekonomi syariah menguntungkan baik pembeli maupun penjual, bahkan dalam sistem perbankan sekalipun.
Sementara itu Ketua Panitia Munas VIII LDII Rully Kuswahyudi mengatakan penghormatan dan pemuliaan guru, pengembangan UMKM yang berada dalam pembinaan LDII, dan pemanfaatan teknologi informasi, serta etika media sosial bakal menjadi rekomendasi Munas.
Munas VII LDII diselenggarakan pada 8-10 November 2016, di Balai Kartini, Jakarta.  Munas LDII nantinya akan dihadiri 1.500 peserta yang terdiri dari para dewan penasehat, pengurus DPP LDII, DPW, dan DPD, serta para ulama, pengasuh pesantren, hingga pengurus yayasan sekolah-sekolah milik warga LDII maupun yayasan di bawah pengelolaan LDII.
Selain memilih ketua umum dan kepengurusan yang baru, Munas kali ini akan merumuskan berbagai perubahan di dalam tubuh organisasi sesuai gerak zaman.
“Kami memperkirakan peserta sudah mulai berdatangan sejak hari Minggu dan pada Senin mereka sudah hadir seluruhnya,” papar Rully Kuswahyudi, Ketua Panitia.
Menurut Rully yang juga Ketua Departemen Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan DPP LDII, Munas ke-8 akan dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan dihadiri pula oleh Presiden Jokowi, yang dijadwalkan akan hadir pada hari kedua.
Munas LDII diharapkan dapat menampung seluruh aspirasi dan pemikiran warga LDII melalui para delegasi. Pemikiran-pemikiran itu nantinya selain menjadi arah program LDII, juga menjadi masukan bagi pemerintah untuk melaksanakan program-program pembangunan.(*/LINES)