BALIKPAPAN – Pimpinan Cabang (PC) LDII Balikpapan Selatan bekerja sama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kel. Sepinggan Baru Kec. Balikpapan Selatan menggelar sosialisasi pencegahan stunting dan kesehatan balita. Kegiatan ini digelar usai pengajian di Masjid Baitul A’la Sepinggan, Minggu (10/9).
Turut hadir Lurah Sepinggan Raya Arifuddin sekaligus mewakili Camat Balikpapan Selatan Muhammad Hakim, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Balikpapan Selatan Adi Muntono, dr. Jerrymias Salimulyo Nugroho dari Puskesmas Sepinggan, MUI Balikpapan Selatan H. Nurdin Ismail serta Wakil Ketua DPD LDII Kota Balikpapan H. Herman Arsyad. Turut menyaksikan Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat.
Ketua PC LDII Balikpapan Selatan H. Supriyadi, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Puskesmas Sepinggan Baru dalam rangka turut mendukung program pemerintah memanfaatkan bonus demografi dan menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Nah, yang perlu kita siapkan di sini adalah generasi muda kita yang sehat, yang cerdas. Indonesia ke depan diharapkan akan menjadi negara yang diperhitungkan di kawasan Asia, bahkan di dunia, salah satunya dengan menjadikan generasi kita generasi yang sehat,” tutur Supriyadi.
Senada dengan Supriyadi, Lurah Sepinggan Raya Arifuddin mengatakan bahwa dirinya berterima kasih pihaknya terbantu dengan adanya penyampaian program pemerintah yang salah satunya adalah penurunan angka stunting.
Menurutnya, kelurahan telah bekerja sama dengan Puskesmas untuk menekan angka Stunting sejak dimulai awal pernikahan.
“Salah satunya, Bapak Ibu, kalau misalnya ada anaknya atau remaja-remaja yang akan melangsungkan pernikahan, Kami ada persyaratan khusus yang wajib dimiliki, yaitu harus melakukan pemeriksaan lengkap terhadap calon pengantin,” tutur Arifuddin.
Calon pengantin diharapkan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu melalui Puskesmas setempat untuk melihat adanya kemungkinan terjadinya stunting.
“Karena Bapak Ibu, mungkin ya di antara dua calon itu ada yang mewariskan bakal-bakal yang bisa menghasilkan stunting atau di antara keduanya itu ada yang mengidap sesuatu penyakit yang kalau dia ketemu dengan calon perempuannya itu sangat berbahaya dengan keturunannya,” ungkap Lurah Arifuddin.
Dengan demikian, dirinya berharap 15-20 tahun ke depan akan terlihat hasilnya berdasarkan data yang terekam di Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, dalam hal ini Puskesmas.
Sementara itu, dr. Jerrymias menerangkan stunting atau kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun yang disebabkan kekurangan gizi dalam waktu yang lama (kronis).
“Di Balikpapan, tahun 2022 angka stunting mengalami peningkatan, dari 17,6% menjadi 19,6 %. Menurut Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana mencatat 1.436 bayi mengalami Stunting. Ada 700 ibu hamil berisiko stunting,” ungkap dr. Jerrymias.
Untuk itu, melalui sosialisasi ini, dirinya menekankan pentingnya literasi stunting kepada masyarakat. Dampak stunting jangka pendek menyebabkan terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Sedangkan dampak jangka panjang, anak akan mengalami penurunan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh, dan meningkatnya risiko penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hingga disabilitas pada usia tua.
“1.000 hari pertama kehidupan adalah periode emas masa sejak anak dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun,” tutur dr. Jerry. Pada periode emas pertumbuhan otak sangat pesat mendukung pertumbuhan anak.
Untuk itu, ia memberikan resep pemberian makanan pada bayi usia 6-8 bulan hingga anak usia 24-59 bulan yang dapat diikuti warga masyarakat.
Sosialisasi ini diikuti warga LDII se-Kecamatan Balikpapan Selatan. Menurut informasi petugas yang mengatur parkir kendaraan, tercatat 146 kendaraan roda dua dan 29 kendaraan roda empat atau diikuti sekira 400 orang. Pengajian yang dibuka tepat pukul 8.30 Wita ini berakhir pukul 11.00 Wita.
(SA/LINES)