BALIKPAPAN – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Balikpapan menggelar perkemahan akhir tahun pelajaran (Permata) Cinta Alam Indonesia (CAI) yang ke-37, di lapangan Pondok Pesantren Bairuha Gunung Guntur, mulai Jumat (22/7) sampai dengan Minggu (24/7).
“Perkemahan camping CAI ini diikuti sekira 600 orang remaja, meningkat dibanding tahun lalu yang digelar di Waduk Manggar Balikpapan Utara,” ujar H Hasan Bisri Al Haidary S.Psi, ketua panitia kegiatan. Menurutnya, peningkatan jumlah ini berkaitan dengan masih berlangsungnya masa liburan sekolah.
Pada hari ketiga, acara ditutup oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Balikpapan Hasanuddin, mewakili Wali Kota Balikpapan. “Kegiatan perkemahan ini tentu banyak memiliki manfaat positif, selain mengajarkan kebersamaan, kegiatan ini juga tentu dapat menumbuhkan jiwa mandiri terhadap para peserta, dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan,” ujar Hasanuddin.
“Saya berharap, agar kita semua bersama-sama membekali anak-anak kita, generasi penerus bangsa, dengan iman dan ilmu. Keseimbangan antara ilmu akademis dan ilmu agama agar nantinya mereka menjadi generasi penerus yang cerdas secara intelektual dan spritual,” harapnya.
Sementara itu, H Abdul Rachman Zain SE, Ketua DPD LDII Balikpapan, mengatakan bahwa kegiatan camping CAI ini adalah untuk menyiapkan generasi emas LDII menjadi pemimpin bangsa. “Kemah CAI ini, sesuai dengan tema, adalah menyiapkan generasi emas LDII, agar menjadi generasi yang betul-betul menjadi pemimpin di Republik Indonesia,” ujar Abdul Rachman Zain.
Menurutnya, saat ini negara Indonesia telah dikepung persoalan besar, yakni korupsi, terorisme, dan narkoba. “Korupsi terjadi di segala tingkatan di lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, hingga masyarakat, yang memberikan pengaruh negatif terhadap pembangunan bangsa Indonesia,” jelasnya.
Sedangkan masalah terorisme, menurutnya LDII tidak mengajarkan paham radikal dan teror kepada masyarakat. “LDII tidak mengajarkan paham-paham radikal, yang melakukan kegiatan teror kepada masyarakat, apalagi melakukan bom bunuh diri,” ujarnya. Dan yang ketiga adalah masalah narkoba, yang telah merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat.
“Ketiga masalah besar itu menjadi musuh kita. Dengan adanya pembinaan preventif, pencegahan terhadap generasi muda, diharapkan tidak ada warga LDII yang menjadi masalah masa depannya,” pungkasnya. (SA/LINES)