NASIONAL – Bagi LDII kekompakan, kerukunan, dan ukhuwah Islamiyah adalah pondasi membangun bangsa. Itulah pendorong LDII menghelat halal bi halal dengan ormas lain.
“Persatuan dan kesatuan itu modal penting dalam membangun bangsa,” ujar Ketua Umum DPP LDII Prof DR KH Abdullah Syam, Msc. Namun, menurutnya persatuan dan kesatuan tidak boleh hanya berbunyi di ruang kosong. LDII ingin mewujudkannya dalam bentuk yang paling sederhana: halal bi halal memperingati Hari Raya Idul Fitri di bulan Syawal 1434 H.
Untuk memperat persatuan dan kesatuan itu, pemerintah dan ormas harus dipertemukan, meskipun dalam suasana informal. Dalam perhelatan itu, LDII mengundang Menteri Agama yang diwakili Staf Ahli Menteri Agama bidang hubungan sosial keagamaan Tengku Abdurrahman, sejumlah tokoh ormas-ormas Islam, bahkan ormas nonmuslim.
Staf Ahli Menteri Agama Tengku Abdurrahman berharap LDII dapat membantu Kementerian Agama dalam mempersatukan bangsa Indonesia, “Caranya dengan menghidupkan empat pilar bangsa: Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI,” ujar Tengku Abdurrahman. Sementara, agama, menurut Tengku Abdurrahman bila diaplikasikan dalam kehidupan sosial, mampu meminimalkan gesekan antar bangsa Indonesia.
Komentar lain datang dari Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Pusat Drs KH Adnan Harahap, yang menekankan pentingnya kujujuran dalam pembangunan bangsa. “Kejujuran membawa berkah serta kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga, jangan sampai berbohong karena berbohong membawa kerusakan,” tuturnya. Beliau berharap LDII dapat membantu pembangunan bangsa ini.
Sementara itu, KH Arwani Faisol Anwar berterimakasih kepada LDII karena mengadakan acara positif seperti ini. “Saya diundang terus bertahun-tahun,” ujar Ketua Batsul Matsa’il PBNU ini. KH Arwani Faisol Anwar berharap berharap ormas-ormas lain juga mengadakan acara sebagaimana yang LDII gelar, “Kegiatan ini mempererat tali silaturahim umat beragama ujarnya,” ujarnya.
Ketua FKUB DKI Jakarta Prof Dr KH Syafii Mufid mendukung LDII dan ormas-ormas lainnya untuk mempererat persatuan. “LDII itu seperti NU pondokannya dan Muhammadiyah dalam hal pendidikannya, jadi LDII itu seperti gabungan NU dan Muhammadiyah,” ujar KH Syafii Mufid. Artinya LDII merupakan ormas Islam yang progresif, yang mampu membantu mempersatukan bangsa.
Ketua PBNU Iqbal Sulam menggambarkan Indonesia sebagaimana rumah. “Ada tembok, ada tiangnya, ada pondasinya ada jendelanya dan ada atapnya. Kita terbentuk karena perbedaan,” ujarnya. Menurutnya jangan sampai bangsa Indonesia terpecah belah karena masalah perbedaan.
Menurut Ketua MUI Pusat Prof Dr KH Umar Shihab menjelaskan kalau halal bi halal itu positif dan penekanan ada pada kata hari raya. Menurutnya, dahulu media massa menyatakan “Selamat Idul Fitri atau Selamat Idul Adha,ÔÇØ itu salah. “Harus ada kata hari raya, Selamat Hari Raya Idul Fitri dan Selamat Hari Raya Idul Adha,” ujar KH Umar Shihab.
Menurut Prof DR KH Umar Shihab tak ada yang salah dari LDII, “Saya sudah datang di pesantren mereka, saya sudah di Pesantren Burengan dan melihat sendiri kitab mereka, mahzab-mahzab yang mereka anut. Semua sama dan benar sebagaimana umat Islam lainnya,” ujar KH Umar Shihab. Menurutnya, bila sama-sama berpedoman kepada Alquran dan Alhadits, perbedaan itu diterima, tapi perpecahan jangan sampai terjadi.
KH Umar Shihab meminta LDII memaafkan sesama umat Islam yang telah menjelek-jelekkan dan menganggap LDII itu salah. “Saya berharap LDII memaafkan saudara-saudara kita yang telah menjelek-jelekkan LDII jangan terlalu cepat menuduh salah harus dikaji dulu,” ujar KH Umar Shihab. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, ujarnya. (Fahmi F)