PROFIL – Kekurangan tak seharusnya membatasi seseorang untuk berprestasi. Tengoklah Nimas Ayu Azhari, tanpa bisa melihat, dia mampu memenangi kejuaraan Olimpiade Sains.
Nimas Ayu Azhari sejak lahir berkarib dengan gelap. Dia tak bisa melihat. Namun, Ayu tak sebagaimana penyandang tuna netra lain, dia gigih dan tak pantang menyerah. Dia berhasil menembus batas, mengalahkan mereka yang mampu melihat secara normal.
Bayangkan saja, Ayu berhasil menyisihkan ratusan peserta dari berbagai Provinsi di Indonesia yang berlaga pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) siswa berkebutuhan khusus. Meskipun beradu dengan sesama siswa berkebutuhan khusus, tapi ini cerita soal kompetisi. Di mana yang terbaik menjadi juara.
Perhelatan OSN kali ini dilaksanakan di Grand Royal Panghegar Bandung, Jawa Barat, sejak 2-6 September 2013. Ayu berangkat tidak dengan tangan hampa. Sebab, untuk mengikuti OSN, dia harus memenangi Cerdas Cermat MIPA SDLB/INKLUSI OSN PK-LK Pendidikan Dasar Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Ayu berhasil meraih juara satu, dan itu menjadi tiket menuju OSN. Di OSN, Ayu bertemu dengan juara provinsi. Hasilnya, Ayu meraih peringkat 6 besar.
Ayu yang lahir di Klaten 15 November 1999, kini tercatat sebagai siswa kelas 6 SD di SLB A YAAT Klaten. Yang layak dicatat, meskipun tak meraih juara satu, Ayu berhasil mengatasi kekurangannya, menjadi tantangan dan mengubahnya menjadi prestasi.
Selain kecintaannya di bidang sains, anak pertama dari pasangan Amin Widodo, S.Pd dan Yuni Rohmawati, SE juga sangat mencintai dunia sastra. Dirinya sempat menjadi pembaca puisi pada pembukaan bedah buku karya Irwan Dwi Kustanto di Taman Budaya Yogyakarta. Juara 2 Cipta dan Baca Puisi Provinsi Jawa Tengah, Juara 2 Lomba Tilawah FASI FKTPA WEDI Klaten dan Juara 1 Cipta dan Baca Puisi Festival dan Lomba Seni Kab. Klaten.
“Meskipun tidak bisa melihat, Ayu tidak pernah dimanja oleh orang tuanya. Dianggap orang normal, tetap diberikan semangat. Ayu pun diberikan target oleh orang tuanya hafal beberapa surat dari Alquran,” ujar Ismiyanti Bibi dari Ayu.
Ketika ditanya, apa yang menjadi prinsip Putri Pimpinan Ponpes Bahrul Ulum dalam menggapai cita-citanya, maka Hidup adalah perjuangan dan tanggung jawab, menjadi jawabannya.
Ayu merupakan salah satu warga LDII Klaten yang patut menjadi contoh dan inspirasi bagi mereka yang terlahir normal. Bagi LDII, Ayu adalah teladan, di tengah program LDII melakukan dakwah di kalangan mereka yang berkebutuhan khusus. Lantas, apa rahasia Ayu? Ternyata orangtua Ayu menekankan kekuatan mental.
“Lihatlah sisi kuatnya di balik kelemahan yang ada. Dari sisi kuat inilah kita melangkah maju untuk menggapai harapan dan impian. Hadapi hambatan dan rintangan dengan keteguhan hati disertai keyakinan bahwa kita bisa menjalani lakon kehidupan,” ujar Amin Widodo.
Dalam ruang yang gelap, semua menjadi terang. Dengan begitu Ayu ingin mengubah dunianya yang gelap gulita itu menjadi bermakna. (Frediansyah Firdaus)