NASIONAL – Kunjungan perwakilan Kedubes Singapura pada Jumat pagi, 8 November 2013 bukan hanya sekedar silaturrahim biasa. Bagi Suresh Sukuma, Sekretaris Pertama Bidang Politik Republik Singapura, kunjungan ini istimewa untuk menjalin kerjasama dengan Indonesia melalui ormas-ormas Islam, termasuk LDII.
ÔÇ£Kami ingin memperkenalkan bagaimana negara Singapura itu kepada Indonesia, apalagi Indonesia dikenal memiliki banyak organisasi masyarakat. Salah satunya LDII,ÔÇØ kata Suresh kepada wartawan web LDII ketika ditanyakan tentang tujuan kunjungan. Suresh menambahkan, Singapura ingin memperluas kerjasama dan hubungan masyarakatnya mengingat Indonesia dan Singapura hanya dibedakan perbatasan.
Meskipun permasalahan yang dihadapi kedua negara juga tidak sedikit, namun masing-masing negara saling memperbaiki dan saling membutuhkan. Menurut Gubernur Provinsi Kepri, Indonesia, Drs. H. Muhammad Sani, Kepulauan Riau yang merupakan tetangga dekat Singapura memiliki kontribusi besar dalam peran kemajuan Singapura. Hal ini terkait dengan banyaknya warga negara Indonesia yang datang berkunjung ke Singapura. Begitu juga dengan Singapura yang memberi keuntungan sebagai investor bagi Indonesia.
LDII sudah lama menjalin hubungan baik dengan Singapura. Bahkan, pada Agustus 2012 pernah mengundang Sekretaris Duta Besar Republik Indonesia, Zhou Suli untuk buka bersama. Bagi LDII, ini adalah ajang untuk bersilaturrahim dan lebih merekatkan hubungan LDII dengan Kedutaan Besar Singapura.
Kedutaan Besar Singapura ingin membangun kerjasama dengan organisasi-organisasi masyarakat tidak hanya dalam bidang politik namun juga kepemudaan. Mereka ingin mengenal siapa saja tokoh-tokoh muda yang berperan dalam ormas-ormas tersebut, jelas Rioberto Sidauruk, Anggota Departemen Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan DPP LDII.
Pentingnya pemuda dalam barisan terdepan suatu negara membawa dampak baik bagi negara tersebut. Terutama pemuda-pemuda yang berpotensi dan berani memperjuangkan kedaulatan negaranya. Pemuda harus dikembangkan dan dikutsertakan dalam organisasi masyarakat karena pemuda adalah aset negara.
Menurut Rioberto, baik buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya. Karena itu generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negara. Pemuda harus mempunyai kepribadian tinggi, semangat nasional dan mampu bersaing di berbagai bidang dengan pemuda-pemuda dari negara lain.
Banyak usia-usia muda dari negara lain yang berani maju memegang tampuk kepemimpinan suatu negara. Mengapa tidak dengan pemuda Indonesia? Di sinilah pentingnya pembinaan dari generasi terdahulu agar para generasi penerusnya tidak sembrono meneruskan cita-cita generasi terdahulu. Boleh-boleh saja mencanggihkan diri dengan teknologi dan peralatan canggihnya, namun tidak berarti melupakan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi.
Tidak seharusnya, seorang pemuda menjadi pasif, apatis ketika melihat negara dalam keadaan aman. Dalam keadaan apapun, pemuda dituntut untuk lebih produktif, berani bertindak dengan pemikiran matang dan bijaksana. Sehingga, perubahan yang diharapkan untuk membawa bangsa lebih baik, terlihat realisasinya.
Negara yang memiliki pemuda-pemuda berpotensi, akan dipertanyakan dan menjadi bahan perbincangan oleh negara-negara lain. Keberadaan negara tersebut diakui dan banyak negara yang segan. Seperti pada masa Soekarno dan Bung Hatta yang berhasil menggaungkan Pancasila ke seluruh dunia. Dan terbukti, Pancasila pun diakui dunia.
Dengan adanya peluang kerjasama bilateral LDII – Singapura ini, kesempatan pemuda-pemuda LDII untuk lebih maju terbuka lebar. Oleh karena itu, kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengembangkan potensi pemuda bangsa, LDII khususnya. (LDII News Network)