SEMARANG – Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sepakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Hal tersebut diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU, dalam acara Seminar Nasional: Pendidikan Karakter Terpadu dalam Membangun Generasi Muda di Era Global, memperingati Hari Pahlawan dan Hari Guru, di gedung Gradhika Bhakti Praja komplek kantor Gubernur Jawa Tengah, Jl. Pahlawan Semarang, Sabtu, 30 Nopember 2013.
PB PGRI dan DPP LDII bersepakat untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan antara lain: Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan latihan. LDII dan PGRI juga berkomitmen untuk meningkatan kualitas, kapasitas, dan kompetensi guru dan dai serta daiyah dalam pelayanan masyarakat.
Sedangkan untuk pembentukan karakter bangsa DPP LDII dan PGRI bekerjasama dalam pengembangan pendidikan budi pekerti dan implementasinya yang sesuai dengan jati diri dan ideologi bangsa. Dan kerjasama selanjutnya adalah pengembangan kegiatan untuk memperkuat tegaknya NKRI.
Ketua Umum DPP LDII, Prof. Dr. KH. Abdullah Syam, M.Sc. menyatakan bahwa karakter pendidikan ini harus melibatkan ormas, dan LDII siap menjadi motornya. Pendidikan yang berdasarkan Pancasila sudah terbukti ampuh, maka LDII pun sangat mendukung terhadap hal tersebut. Bahkan LDII sejak lahir telah mencantumkan Pancasila sebagai azas atau landasan AD/ART organisasi. Dalam hal pendidikan anak dan remaja, LDII juga telah mempunyai forum pendidikan PAUD, PPG dan kepanduan yang bertujuan membentuk generus yang alim, akhlakul karimah, mandiri dan sejahtera.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (1993-1998), Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro mengaku resah dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Menurutnya, Indonesia saat ini menuju krisis moral karena karakternya tidak teguh. “Kita semua resah, kok kelihatannya Indonesia karakternya semakin tidak teguh,” ujar Wardiman yang juga Ketua Dewan Kehormatan Guru Indonesia selaku keynote speaker dalam acara itu.
Wardiman pun menjelaskan, pembudaayaan adalah pemberian nilai-nilai abstrak kepada masyarakat yang saat ini banyak terjadi di sekolah-sekolah. Padahal pembudayaan itu sendiri, kata Wardiman, mulai dari lahir digendong ibunya, sampai sekolah.
Menurunya ada empat unsur yang terkait erat dengan pembudayaan. Yang utama dan pertama adalah orang tua, kemudian sekolah, lingkungan dan media cetak serta media elektronik. Lingkungan, menurutnya, berpengaruh besar terhadap anak-anak. Unsur yang tidak bisa diremehkan saat ini adalah media. Di era demokrasi saat ini, tidak ada lagi pembredelan dan pelarangan.
Perhatian khusus, tampaknya perlu diberikan kepada media elektronik. Mantan Mendikbud yang terkenal dengan program link and match-nya ini mengatakan, saat ini televisi menjadi sangat berkuasa memberikan nilai-nilai baru. Contohnya, tayangan sinetron yang isinya memunculkan perselingkuhan dan sebagainya.
Seminar pendidikan karakter ini digagas DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Tengah guna memperingati Hari Pahlawan dan Hari Guru, dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari tenaga pendidik dan praktisi pendidikan, generasi muda dan mahasiswa, pengurus LDII dan sejumlah ormas se-Jawa Tengah.
Hadir sebagai pemateri dalam acara tersebut di antaranya mantan Mendikbud Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro, Ketua Umum PB PGRI, Dr. Sulistiyo, M.Pd , Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Drs, Utut Adiyanto, Ketua DPW LDII Jateng Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum, Ki Supriyoko dari Perguruan Taman Siswa Yogyakarta, Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji, Dra. Hj. Rustriningsih, M.Si mantan Wakil Gubernur Jateng dan Dra. Hj. Nana Maznah, M.Psi, konsultan Parenting Skills. (Setyawan Jayadi)