BALIKPAPAN – Kewaspadaan gerakan radikalisme dan terorisme yang mengancam kerukunan umat beragama terus digaungkan. Pemahaman tentang munculnya radikalisme dan terorisme serta akibat yang ditimbulkannya perlu diketahui dan disampaikan pada seluruh lapisan masyarakat.
Hal ini mengingat kerukunan hidup berbangsa dan bernegara terus mendapat gangguan dari kelompok-kelompok tertentu yang melakukan upaya penghasutan, provokasi, intimidasi, ancaman kekerasan, hingga pembatasan hak asasi umat beragama lainnya.
Untuk itulah, Pimpinan Cabang (PC) LDII Balikpapan Tengah mengundang Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Balikpapan Utara, AKP H Sarbini, untuk memberikan ceramah berkaitan dengan pencegahan gerakan terorisme.
Ceramah tersebut dilaksanakan dalam pengajian bulanan di Masjid Nurul Iman Karang Jawa Kecamatan Balikpapan Tengah, Minggu (9/11/2014).
“Di Balikpapan beberapa waktu lalu muncul kelompok-kelompok yang menerbitkan buku Anshorut Tholut, penolong-penolong togut (syaitan) atau kafir,” ujar H Sarbini, yang juga dikenal masyarakat sebagai ustad dan aktif di MUI Balikpapan ini.
Menurut buku tersebut, lanjut H Sarbini, orang-orang yang dianggap penolong-penolong togut itu ada lima di Indonesia, yaitu TNI, Polri, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan orang-orang yang menerima gaji dari negara, serta orang yang mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mengapa MUI dianggap termasuk penolong togut? “Karena Majelis Ulama Indonesia sering membuat fatwa yang sering mendukung tindakan pemerintah dan mendukung NKRI sebagai semboyan negara ini,” urai H Sarbini dengan tegas.
H Sarbini mengatakan, mengutip buku tersebut, kelompok radikal itu menganggap lima kelompok tersebut kafir sehingga halal diperangi oleh mereka. Dengan begitu, timbulah aksi terorisme di Indonesia seperti munculnya gerakan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) akhir-akhir ini, terangnya lebih lanjut.
Kapolsek mengingatkan, meskipun Balikpapan saat ini dalam suasana kondusif, tetapi masyarakat dihimbau tetap selalu waspada menjaga keamanan daerahnya.
“Balikpapan ini seperti menyimpan api dalam sekam,” ujar H Sarbini mengibaratkan. Apabila masyarakat lengah dan tidak waspada terhadap gejala-gejala radikalisme dan terorisme, maka tidak tertutup kemungkinan memicu timbulnya terorisme dan gangguan keamanan.
H Sarbini mengatakan pada seluruh jamaah pengajian agar melaporkan secara langsung kepadanya apabila ada gangguan keamanan di lingkungan sekitar. Ia pun tidak ragu-ragu menyebutkan nomor telepon selulernya dan kemudian dicatat oleh jamaah yang hadir.
Sebelumnya, kegiatan ini diawali pengajian bacaan Alquran, makna, serta keterangan Surat Al Mukminun mulai ayat pertama, yang disampaikan oleh ustad H Hasan Bisri. Setelah itu diikuti sesi dalil-dalil baik dari Alquran maupun Alhadits tentang kerukunan oleh ustad H Ainur Rosyid.
Sementara itu, Ketua PC LDII Balikpapan Tengah, H Asrul Sani, mengatakan bahwa kegiatan ini rencananya juga akan dilaksanakan pada bulan berikutnya di Balikpapan Utara. “In syaa Allah bulan depan H Sarbini akan mengisi ceramah di PC LDII Balikpapan Utara,” pungkasnya. (SA/LINES)