BALIKPAPAN – Perayaan akhir tahun baru dalam satu dekade terakhir ini menjadi momok bagi setiap para orangtua. Remaja muda-mudi dikhawatirkan terpengaruh kegiatan liar, mabuk-mabukan, melakukan kemaksiatan, hura-hura, bahkan kerap terjadi aksi kriminalitas di malam akhir tahun.
Meningkatnya kriminalitas dan perayaan pergantian tahun baru yang cenderung maksiat, sangat mengkhawatirkan banyak orangtua. Bukan saja pengaruh moral merosot, namun orang tua juga khawatir terjadi tindak kejahatan, dan terpengaruh ke hal yang negatif.
Untuk itulah, DPD LDII Kota Balikpapan, melalui Pimpinan Cabang (PC) Kecamatan Balikpapan Tengah menggelar kegiatan positif akhir tahun untuk para pemuda dan pemudi, di Masjid Nurul Iman Karang Jawa, Kamis (31/12/2015).
“Kegiatan ini dilaksanakan dari sejak maghrib tadi sampai besok pagi, setelah subuh ada jalan santai sejauh satu kilometer,” ujar Abdul Kholik, ketua pemuda panitia kegiatan.
“Dari keputrian mengadakan masak-masak, mulai jam setengah sembilan sampai jam sepuluh (malam) tepat, kemudian dilanjutkan acara makan-makan,” ujarnya.
“Setelah jam 12 malam kita adakan permainan, seluruh peserta tidak diperkenankan keluar dari area masjid,” tuturnya. “Nanti jam dua malam kita bangun solat malam, istirahat, kemudian salat subuh, dilanjutkan jalan sehat paling jauh sekira satu kilometer. Jam delapan pagi insyaa Allah pulang ke rumah,” tambahnya panjang lebar.
Sementara itu, kegiatan yang sama juga dilaksanakan di Kecamatan Balikpapan Utara, yang digelar di Masjid Al Mabrur Jalan AW Syaharani KM 3,5 Kelurahan Batu Ampar. Selain diisi pengajian Alquran dan Alhadits, juga diisi materi sosialisasi tentang bahaya narkoba.
Menurut pembina PC LDII Balikpapan Utara, H Muhammad Husni, ketika ditemui media ini mengatakan bahwa latar belakang kegiatan ini adalah pembinaan remaja LDII agar aman dari pengaruh-pengaruh negatif di luar. “Isi kegiatan yang pertama pemahaman budi pekerti, yang kedua untuk membina mental para muda-mudi,” kata H M Husni.
Menurutnya, di dalam kegiatan ini juga diadakan lomba masak yang bertujuan agar kemandirian para pemudi dan pembinaannya untuk keluarga kelak ketika mereka menikah. “Biar perempuan bisa mampu,” ujarnya.
Adapun lomba masak yang digelar yakni lomba membuat nasi goreng. “Nanti dinilai berdasarkan rasa, penataan, penyajian, dan lainnya,” ujar salah satu panitia. (SA/LINES)