BALIKPAPAN – Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud secara resmi telah membuka pengajian Asrama Hadits Sahih Bukhari, yang digelar di Masjid Nurul Iman Karang Jawa Balikpapan, Sabtu (15/10) yang lalu. Pengajian yang digelar LDII Balikpapan ini mendatangkan guru tetap Pondok Wali Barokah Kediri Jawa Timur, dan dilaksanakan selama 10 hari, diawali Jumat (14/10) dan berakhir Minggu (23/10) siang.
Menariknya, peserta pengajian bukan saja berasal dari Balikpapan, tetapi juga diikuti warga dari luar kota, bahkan turut disiarkan online atau daring dan diikuti peserta dari mancanegara. Di antara mereka ada yang berprofesi ibu rumah tangga, pekerja, hingga pemuda dan pemudi yang memiliki semangat mengaji.
“Di luar Balikpapan tercatat peserta dari Samarinda, Bontang, Banjarmasin, Jakarta, Surabaya, Bali, Malang, Nusa Tenggara Barat, Bekasi, dan Banten. Sedangkan dari luar negeri tercatat dari Malaysia, Singapura, Sydney dan Brisbane Australia, Suriname, Jepang, dan Kamboja,” ujar Mugi Gustari, salah satu panitia. Informasinya, pengajian online ini terlaksana atas kerjasama dengan NSJR atau komunitas Ngajine Sak Jagad Rat.
Menurut Ketua DPD LDII Balikpapan, H Abdul Rachman Zain, pengajian yang sama untuk pertama kalinya diadakan pada bulan Desember 2015 yang lalu, juga mendatangkan guru dari pondok yang sama, yakni Ustadz H Abdul Fatah. “Tahun ini diisi Ustadz H Erwin Wiyadi,” ujarnya.
“Seperti kita ketahui, pengaruh perkembangan zaman saat ini cukup mengkhawatirkan, untuk itu LDII menggelar kegiatan ini untuk membentengi generasi penerus LDII dari pengaruh kerusakan zaman,” ujarnya.
Ia kemudian menyitir hadits riwayat Ad Darimi 251, dari Salman berkata, tidak henti-hentinya manusia dalam kebaikan selama tetap ada generasi awal (orang tua) sehingga generasi akhir (pemuda) belajar pada generasi awal. Maka ketika generasi awal rusak (hilang/meninggal) sebelum generasi akhir belajar pada generasi awal, rusaklah manusia.
Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, dalam sambutannya mengapresiasi pengajian yang diadakan LDII sebagai upaya membantu pemerintah, khususnya kota Balikpapan, dalam rangka pembangunan mental anak-anak agar memiliki akhlak yang mulia.
“Bapak ibu sekalian, sekaligus saya mengingatkan kembali, waspadalah dengan anak-anak kita,” katanya.
Menurutnya, orang tua jangan sampai lengah dengan anak-anak yang selalu di rumah. “Karena bisa jadi dengan alat segenggam handphone dapat berkomunikasi dengan seluruh dunia,” jelasnya mengingatkan.
Ia juga menambahkan, jika dahulu anak-anak mampu menghafal Alquran dan membaca Alhadits, maka para orangtua sudah merasa senang. Tapi sekarang, lanjutnya, tidaklah cukup bila tidak diikuti dengan memahami artinya. “Akhirnya seperti membaca (naskah) ini, tahu judul, tahu cerita, tapi tidak dapat mengimplementasikan,” paparnya panjang lebar.
Begitu pula Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Balikpapan Drs Hakimin MM, turut memberikan penilaian yang positif. “Kami berharap lembaga Islam beserta tokoh agama untuk menyampaikan dakwah agama yang sejuk, aman, dan nyaman, sesuai dengan moto Balikpapan,” ujar pejabat Kakankemenag yang baru dilantik ini.
Menurut Hakimin, masyarakat saat ini memerlukan dakwah yang sejuk dan damai. “Saat ini krisis benteng kerohanian umat mulai goyah, disinilah peran lembaga dakwah dan tokoh agama diperlukan,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan pengajian melalui metode asrama ini, Ketua MUI Balikpapan KH Anas Mochtar dan Sekretaris HM Jailani sempat menyimak makna hadis yang disampaikan Ustadz Erwin.
KH Anas Mochtar pun didaulat untuk menyampaikan pesan dan kesan, termasuk kesannya usai mengunjungi Pondok Wali Barokah Kediri dan Pondok Gading Mangu Perak Jombang.
“Yang pertama saya sangat memuji Pondok Wali Barokah, luar biasa, bagusnya luar biasa, alhamdulillah, maju dan pengajarannya sudah sangat memenuhi sehingga bagaimana memanfaatkan ilmu yang telah diberikan senior-senior, ustadz, dan masyaih-masyaih yang ada disana,” ujar KH Anas Mochtar, yang juga kagum pada Pondok Gading Mangu Jombang.
Ia berharap, LDII yang ada saat ini berubah dari Lemkari. “Saya baru masuk (di masjid ini) sekali ini. Teman-teman saya dari senior-senior LDII semua dengan saya akrab baik. Saya percaya, bahwa akan diarahkan sebagaimana yang diharapkan,” ujarnya.
Metode pengajian Hadis Bukhari ini cukup sederhana, yakni guru membaca, menterjemahkan, dan menerangkan riwayat suatu hadis. Sedangkan peserta cukup mendengarkan, atau dengan menulis makna kata demi kata di bawah hadis. Adapun keterangan hadis yang lebih panjang juga dicatat langsung di lembar halaman yang kosong atau di buku catatan.
Apabila metode pengajian tersebut disampaikan dengan metode asrama, maka penyampaiannya pun sedikit lebih cepat. Oleh karena itu, kadang keterangan hadis yang mulanya panjang, dengan metode asrama ini hanya disampaikan pokok-pokok keterangan saja.
“Biasanya, asrama seperti ini diikuti para mubaligh-mubalighot atau utusan, tapi di Balikpapan ini semuanya mengikuti, bahkan membawa anak-anak juga,” ujar Ustadz Erwin, ketika menyampaikan kesannya di acara penutupan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD LDII Balikpapan H Herry Fathamsyah, berharap ke depan akan melakukan kolaborasi dengan instansi ormas keislaman untuk menyelenggarakan dakwah yang bisa dirasakan oleh umum. “Karena ini adalah salah satu dari agenda kita, bagaimana mensosialisasikan LDII di Balikpapan supaya bisa dirasakan oleh semua masyarakat yang ada di Balikpapan,” pungkasnya. (SA/LINES)