BALIKPAPAN – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Balikpapan kembali menggelar perkemahan Cinta Alam Indonesia (CAI) untuk yang ke-39 kalinya. Perkemahan yang dijadwalkan berjalan selama 4 hari ini, dari tanggal 11 – 14 Juli 2018, berlangsung di lapangan Pondok Pesantren Bairuha Balikpapan.
Ketua LDII H Herry Fathamsyah SE mengatakan bahwa LDII rutin menggelar Perkemahan Akhir Tahun Ajaran Cinta Alam Indonesia (Permata CAI). “Tujuannya adalah untuk melahirkan generasi profesional religius, mandiri, memiliki pemahaman yang kuat terhadap Islam, dan memiliki akhlak yang mulia,” tuturnya.
Kurang lebih 600 peserta dari generasi muda LDII dari berbagai kelurahan di Kota Balikpapan berkumpul di Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Bairuha. Mereka adalah anak-anak muda terbaik yang diharapkan menjadi generasi penerus LDII. Mereka akan mendapatkan materi terkait pemahaman dan hikmah Alquran dan Alhadits, enam tabiat luhur dan akhlak yang mulia, serta keterampilan dan pengetahuan lainnya.
“Nantinya diharapkan mereka dapat menyampaikan materi kembali di tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC) di setiap domisili mereka masing-masing,” ungkap H Herry Fathamsyah. “Ini adalah perhelatan rutin setiap akhir tahun ajaran. Mereka di sini berkemah, bergembira, sambil mencari ilmu,” tuturnya.
Menurutnya, LDII dalam berkehidupan, berbangsa, dan bernegara, tidak saja hanya mempelajari dan memahami Alquran dan Alhadits sebagai pedoman dalam beragama, tetapi juga menyangkut pendidikan bermasyarakat, pendidikan berbangsa dengan wawasan kebangsaan. “LDII terus mengawal falsafah Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, serta NKRI,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Balikpapan H Rizal Effendi SE sangat senang dan berterima kasih pada jajaran pengurus LDII menggelar kemah cinta alam untuk generasi bangsa. Pada kesempatan ini, Rizal usai menghadiri peringatan Hari Anti Narkotika Internasional. Untuk itu, ia mengawali sambutan terkait dengan narkoba.
“Saya yakin, anak-anak LDII, remaja-remajanya pasti anti narkoba,” tuturnya. “Tapi kan kalian tidak boleh egois, jangan kalian saja yang anti narkoba,” tambahnya. Menurutnya, anak-anak yang lain juga anti narkoba, karena mereka sadar bahwa narkoba adalah racun yang menggerus tubuh, membuat generasi bangsa hancur.
Rizal mengatakan bahwa ada pihak luar yang ingin Indonesia hancur. “Karena mereka tahu Indonesia ini yang akan menjadi salah satu negara terkuat di dunia, baik dari aspek perekonomiannya, maupun dan sumber daya manusianya,” ungkapnya.
“Saya sering berkata dengan para kyai, dengan para tokoh ulama, sekarang itu kalau lihat anak-anak kita geleng-geleng kepala jangan cepat diambil kesimpulan dia sedang dzikir,” kata Rizal sambil menirukan geleng-geleng kepala. Menurutnya, bisa jadi mereka sedang sakau akibat obat-obat terlarang.
Rizal mengungkapkan bahwa menurut Ketua BNN Balikpapan Kompol Muhammad Daud, narkoba sudah masuk di pesantren-pesantren. Pasalnya, narkoba disinyalir digunakan untuk memacu semangat belajar santri agar kuat belajar tengah malam. “Karena narkoba itu salah satu efeknya adalah bisa tahan dari tidur,” terangnya.
“Nah, saya mohon, anak-anak CAI, anak-anak LDII adalah generasi yang menjadi pelopor generasi anti narkoba,” harap Rizal. Ia beharap bersama pemerintah kota memerangi penyalahgunaan narkoba.
Terkait dengan pembangunan industri di Indonesia, Rizal juga menaruh perhatian pada hadirnya era Revolusi Industri 4.0. “Ini yang memperkenalkannya adalah Jerman tahun 2011, jawaban dari era digitalisasi yang mulai terjadi di dunia sekarang,” tuturnya.
Menurut Rizal, hadirnya era revolusi industri 4.0 merupakan perubahan zaman yang tidak bisa dielak meski membahayakan Indonesia. “Orang mulai berubah, tidak lagi menggunakan manusia tapi menggunakan robot, menggunakan alat-alat digital sebagai kekuatan dalam produksi,” tuturnya.
“Orang sekarang tidak perlu ke bank, kirim uang segala macam cukup di dalam rumah,” urainya. Di dalam revolusi industri 4.0, menurut Rizal, perdagangan dan industri semakin mudah dan minim tenaga kerja. “Bahayanya bagi Indonesia, kemana ini ribuan tenaga kerja (disalurkan),” tanya dia.
Untuk penerapan awal Industri 4.0, Indonesia akan berfokus pada Iima sektor manufaktur, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektronik.
Rizal juga mengingatkan suasana kerukunan, cinta kasih, dan akhlak mulia. “Itu sejalan dengan visi misi Kota Balikpapan, madinatul iman,” ungkapnya.
“Kerukunan dan kekeluargaan ini penting, anak-anak sekalian,” tuturnya pada peserta kemah CAI. Ia sangat berharap agar bangsa ini tetap menjaga kerukunan dan kekeluargaan. “Bangsa ini sering dipecah belah oleh hal-hal yang sepele,” ujarnya prihatin.
Terkait pilkada, Rizal secara terus terang mengungkapkan kepada warga Balikpapan bahwa dirinya tidak sedih kalah dalam konstestasi politik pemilihan gubernur Kalimantan Timur beberapa pekan yang lalu. “Tapi yang saya sedih, ada perubahan pergeseran sikap perilaku warga Balikpapan, dan ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ungkapnya.
“Dalam pilgub kali ini, yang saya kaget sebagian warga Balikpapan tiba-tiba menjadi paham yang pragmatis,” ungkapnya. Ia kaget ditemukan warga yang dalam pilihan politik tersebut terbuai dengan uang. “Memilih pemimpin hanya karena seratus ribu, itu bahaya bagi demokrasi dan bagi kepemimpinan kita,” ungkapnya.
Rizal mengingatkan LDII menjaga kerukunan dan kekeluargaan. “Jagalah kerukunan anak-anaku sekalian, kekeluargaan dan kekompakan, tiga itu menjadi target penting dari LDII, sangat luar biasa itu,” pesannya.
Di akhir sambutan Rizal mengapresiasi enam tabiat luhur yang diperkenalkan kembali oleh Ketua LDII Balikpapan Herry Fathamsyah. Enam tabiat luhur itu adalah rukun, kompak, kerjasama yang baik, jujur, amanah, dan muzhidul mujhid atau berhemat. (SA/LINES)