KRI Banda Aceh, 5/9. Panitia Bhakesra menggelar diskusi kecil, untuk memberi pemahaman kepada para peserta Bhakesra. Sebagai pembicara adalah Ir Magdalena, MM Asisten Deputi Urusan Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenko PMK, dalam paparannya mengenai revolusi mental terhadap peserta Ekspedisi Bhakesra 2015 di Lounge Prajurit KRI Banda Aceh 593, ia mengatakan LDII telah mampu menerapkan revolusi mental.
“Misalnya seperti LDII yang menyalurkan berbagai keperluan terhadap warga di pulau terluar, terpencil dan terbelakang (3T) sehingga kebutuhan warga di pulau tujuan dapat terpenuhi. Ini merupakan sebuah perwujudan revolusi mental,” ujar Megi panggilan akrab dari Magdalena.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam rangkaian Ekspedisi Bhakesra memang menguatkan pemahaman dan aplikasi, dari revolusi mental yang menjadi program unggulan dari Presiden Jokowi. Program ini dalam penerapannya diserahkan kepada Kemenko PMK untuk diterapkan di lapangan.
Magdalena mengatakan bahwa revolusi mental adalah sebuah program untuk mengubah pola pikir rakyat Indonesia sesuai dengan karakter budaya bangsa. Adapun tiga nilai revolusi mental adalah integritas, etos kerja, dan gotong royong. Tak terkecuali dengan kegiatan Ekspedisi Bhakesra, Megi menguatkan agar program ini harus bisa menjadi cerminan program revolusi mental.
“Perlu diingat program ini juga memiliki prinsip. Di antaranya ini bukan proyek, tapi gerakan sosial. Bersifat lintas sektoral, seperti Kemenko PMK yang berkoordinasi dengan kementrian yang ada di bawahnya, juga dengan kementrian koordinator yang lainnya. Bersifat partisipatif dan harus dapat diukur dampaknya,” ungkap Megi.
Megi juga mengajak, sehubungan dengan peserta Bhakesra yang berasal dari berbagai latar belakang untuk bergotong royong demi kemajuan daerah tujuan. “Saya harap dengan kebersamaan ini dapat menghasilkan sebuah mental yang tumbuh menjadi kekuatan kita bersama,” tegas Megi.
Berkaitan dengan penjelasan Megi, LDII sebagai lembaga dakwah yang sangat peduli terhadap nilai-nilai sosial sangat mendukung program revolusi mental. Salah satunya keikutsertaan LDII pada program Bhakesra.Bagi LDII, program revolusi mental sejalan dengan enam prilaku luhur yang selalu digaungkan pada warganya. “Program ini memiliki hubungan yang dinamis, sinkron dan berkolerasi positif dengan enam prilaku luhur LDII,” ujar Drs Suyitno Widodo selaku ketua tim relawan LDII.
LDII menganjurkan dan mewajibkan warganya melakukan enam prilaku luhur berupa jujur dan amanah yang sejalan dengan nilai integritas. Mujhid (kerja keras) dan muzhid (hemat) sejalan dengan etos kerja dan terakhir ada rukun, kompak dan kerjasama yang baik yang sejalan dengan nilai gotong royong. “Maka Bhakesra bagi kami adalah sebuah implikasi dan aplikasi normatif dan tentatif yang dilakukan Kemenko PKM untuk menciptakan solusi bagi masyarakat,” ujar Widodo. Widodo juga mengharapkan Bhakesra dapat terus berlanjut dan berkesinambungan agar nilai-nilai yang dibuat dapat terlaksana, tercapai, dan terukur. Bhakesra ini adalah program spektakuler yang benar-benar menjadi harapan dan keinginan warga yang tidak tersentuh infrastruktur dan tidak mampu bangkit,” ungkap Widodo.
Dalam Ekspedisi Bhakesra, dari total nilai bantuan sebesar Rp 165 miliar. LDII turut ambil bagian dengan menyumbang sebesar Rp 855 juta rupiah dalam bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Di antaranya baju, perlengkapan ibadah, perlengkapan sholat, perlengkapan sekolah, dan paket beasiswa pondok pesantren sambil sekolah serta paket pelatihan jurnalistik. (Fredy, Khoir/LINES)