JAKARTA – Tahun baru Islam tidak semeriah pergantian tahun baru masehi atau tahun baru imlek. Namun, kali ini MUI bekerjasama dengan beberapa ormas Islam menghadirkan perayaan tahun baru Islam yang lain dari biasanya.
Gebyar Muharam 1436 H yang dihelat pada Minggu (26/10/14) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, dimeriahkan oleh penampilan marching band dari berbagai sekolah SMP dan SD, serta Komunitas Pramuka Sako Sekawan Persada Nusantara. Pagelaran musik Islami dari band-band ternama ibukota juga turut memeriahkan tradisi yang akan diperingati setiap tahun ini.
Bertepatan dengan diselenggarakannya Jakarta Marathon 2014, acara dimulai dengan pembacaan Alqur’an oleh H. Harmoko juara internasional MTQ di Malaysia 2013 kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Dr. Isran Nur selaku ketua umum panitia Gebyar Muharrom 1436 H. Isran mengapresiasi kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Mufidah Kalla yang telah menyempatkan hadir serta partisipasi ormas-ormas, yang sudah menggerakkan massa seperti Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), PP Muhammadiyah, dan Kwarnas Pramuka.
Din Syamsuddin Ketua MUI sekaligus Ketua Umum Muhammadiyah mengungkapkan, Gebyar Muharam ini dibuat sekaligus sebagai pencanangan Gerakan Anti Narkoba. Tepat sebelum proses pembacaan deklarasi, sekitar 30 personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI melakukan pendaratan terjun payung di tengah rumput hijau GBK.
Acara peringatan tahun baru Islam itu mengumumkan Deklarasi Gerakan Anti Narkoba yang berisikan 9 poin, yaitu: 1. Hijrah tonggak kejayaan peradaban Islam; 2. Iman, Hijrah, Jihad membawa kemenangan; 3. Narkoba merusak bangsa; 4. Narkoba adalah haram; 5. Narkoba hancurkan masa depan bangsa; 6. Indonesia berhijrah, Indonesia bermartabat; 7. Narkoba rusak rohani dan jasmani; 8. Narkoba membawa ke neraka; 9. Jauhilah dirimu dan keluargamu dari neraka narkoba.
Usai pembacaan deklarasi dan ikrar, sedikit terjadi insiden saat penerjun payung gelombang kedua melakukan pendaratan. Penerjun payung pembawa bendera MUI kehilangan kendali dan terjatuh di luar arena rumput hijau yang telah dipasangi tanda pendaratan. Hal itu bertepatan dengan sambutan wapres namun acara tetap berlangsung. Wapres Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan, perubahan untuk kemajuan merupakan bagian dari seluruh bangsa Indonesia. Dan setiap organisasi masyarakat hendaknya bekerja bersama-sama menjunjung tinggi keadilan.
Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah Basri Bermanda menyatakan apresiasinya bahwa MUI bisa menyelenggarakan Gebyar Muharam 1436 H dan berharap ke depannya dapat menyelenggarakan lebih meriah serta mengajak untuk menggalang persatuan umat Islam dari semua pihak. Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Wanita Tuti Alawiyah dalam orasinya mengingatkan, agar dalam menyambut tahun baru Islam ini dengan berbuat kebaikan, mencegah kemungkaran, terutama memerangi narkoba serta terakhir beriman kepada Allah SWT. Sedangkan Ustadz Yusuf Mansur yang merupakan salah satu ketua panitia penyelenggaraan acara, menyampaikan agar memerangi narkoba dari diri sendiri dan keluarga.
Pergantian tahun tidak hanya dimaknai dengan pesta meriah atau gegap gempita euforia. Namun juga diiringi dengan perubahan yang hendaknya dimulai dengan diri sendiri dan kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalil yang bersumber pada Hadist Bukhori mengatakan, ÔÇ£Tidak akan datang suatu tahun, kecuali tahun sesudahnya lebih jelek dari tahun sebelumnyaÔÇØ. Karena itu. tahun baru merupakan momentum tepat untuk melakukan proses ÔÇÿhijrahÔÇÖ untuk mencapai suatu kemajuan dengan semangat gotong royong kebersamaan tanpa pamrih. (Noni/LINES)