Muna (8/9). Setelah bertolak dari Makasar, peserta Bhakesra sampai di tujuan pertama Pulau Muna pada Minggu pagi (5/15). Relawan Bhakesra disambut oleh Bupati Muna Lahode M. Baharudin. Selanjutnya kelompok relawan Bhakesra dari Sako Sako Pramuka Sekawan Persada Nusantara (SPN) dijamu oleh Kwarcab Kabupaten Muna.
Dalam sambutannya, Laode Baharudin menyatakan meski Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Muna meningkat positif dari 67,03 pada 2014, menjadi 68,79 persen pada 2015, namun kesejahteraan masyarakat Pulau Muna secara kualitas masih harus diperjuangkan. Menurut Laode, Pramuka memiliki peran besar dalam pembangunan manusia.
“Dalam beberapa tahun ini kami berusaha menggaungkan gerakan Pramuka, dengan salah satu keberhasilan yang kami capai berupa terselenggaranya Jambore Pramuka Eksekutif yang diikuti gubernur dan bupati seluruh Sulawesi Tenggara di Bumi Perkemahan Lamanu, Muna. Pramuka bisa menjadi organisasi para pemuda yang bisa membentuk karakter pemuda sejak dini karena diajarakan disiplin, kerja sama, dan kejujuran,” ujar Lahode dalam wanwancara.
Relawan Bhakesra dari Sako Pramuka SPN selanjutnya disambut oleh kwarcab Muna. Dalam pertemuan tersebut, relawan Sako SPN bersilaturahim dengan para pengurus Kwarcab Muna. Ketika ditanya mengenai perkembangan Pramuka di wilayah Pulau muna, Firman sebagai Dewan Kerja Cabang Kwarcab Muna menyatakan bahwa Pemda Kabupaten Muna sangat mendukung gerakan Pramuka.
“Pemda sangat mendukung kegiatan pramuka. Pada pemerintahan sebelumnya dukungan juga ada tapi hanya dalam bentuk anggaran. Namun dalam pemerintahan sekarang Pramuka juga didukung dengan motivasi. Hanya saja untuk mendukung kegiatan Pramuka yang lebih representatif, layanan umum dan moda transportasi harus lebih baik. Apalagi jika di Bumi Perkemahan Lamuna akan diadakan Jambore, mobilisasi peserta yang dari berbagai daerah harus didukung,” ujar firman.
Relawan Sako Pramuka SPN memberikan bantuan langsung kepada Kwarcab Kabupaten Muna berupa 10 paket baju layak pakai, sepaket perlengkapan Pramuka, dan sepaket buku bacaan. Tidak ketinggalan Sako Pramuka SPN mengundang adik-adik Pramuka di Kabupaten Muna untuk menghadiri kegiatan outbond di wilayah Jompi, bekerja sama dengan kelompok relawan Bhakesra lain, PKPU.
“Kegiatan outbond yang kami lakukan memiliki filosofis bahwa jika kita berbuat jahat terhadap alam, semua akan berdampak negatif kepada kita. Bahkan saat pemasangan flying fox menggunakan tali baja, kita upayakan agar tidak menyakiti pohon dengan menyelipkan serpihan kayu di setiap ikatannya. Jika tidakdilakukan demikian, lilitan tali baja akan merusak kulitpohon dan itu bisa berdampak permanen,” jelas Ismanto sebagai anggota Sako Pramuka SPN.
Outbond yang diadakan Sako Pramuka SPN cukup menarik peserta Pramuka dari Gudep se-kabupaten Pulau Muna, peserta yang terdiri dari siaga dan penggalang mencapai 144 orang. Mereka dihibur dengan kegiatan outbond seperti flying fox, yel-yel, permaiana tic tac bom, permaianan tali keseimbangan, rumah baca, dan door prize. Ketika dibagikan door prize, peserta berebutan untuk menjawab pertanyaan dan menampilkan keterampilan tepuk pramuka.
Menurut Jalali, sebagai pengurus Pramuka Kwarcab Muna sekaligus pejabat Pemda Dinas Pertambangan, keberadaan Pramuka dapat membantu melestarikan lingkungan. Pasalnya, pembalakan pohon jati untuk mebel dan barang seni sejak era 90-an cukup marak dilakukan sebagian warga. Pembalakan ini bisa ditanggulangi dengan memberi penyadaran sejak dini, melalui kegiatan Pramuka.
“Pulau Muna kaya akan bahan tambang seperti contohnya aspal. Permukaan tanahnya yang bergelombang dan berbukit kaya menghasilkan kayu jati. Pembalakan hutan menyebabkan kerusakan alam dan kelangkaan air. Muna hanya memiliki sedikit sumber mata air namun beberapanya masih deras mengalir meski musim kemarau. Melalui kegiatan bhakti karya lingkungan, keberadaan pohon jati bisa diselamatkan serta dapat merawat tempat wisata Pulau Muna,” ujarnya. (Khoir/LINES)