BALIKPAPAN – DPD LDII Kota Balikpapan menggelar Pengajian Keputrian membahas Bab Thaharah atau bersuci. Pengajian ini merupakan salah satu program kerja Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga, kelompok kerja Keputrian Penggerak Pembina Generus (PPG) Kota Balikpapan.
Pengajian keputrian ini diikuti seluruh remaja putri dan beberapa ibu-ibu warga LDII yang berlangsung di Masjid Al Ajwah Balikpapan, Minggu (29/9). Pengajian ini rutin digelar setiap tiga bulan sekali.
Ustazah Mona, ketua panitia pengajian mengatakan, pengajian ini adalah program kerja ketiga PPG Bidang Keputrian. Tiga bulan sebelumnya menggelar pengajian serupa yang membahas perihal Bijak dalam Bermedia Sosial.
Pengajian berlangsung selama lebih dari dua jam, dibuka mulai pukul 08.00 WITA sampai dengan pukul 11.30 WITA. Tercatat, 114 peserta remaja putri pemudi LDII Balikpapan, termasuk 10 panitia dan pembina dari unsur ibu-ibu pengurus keputrian.
Antusiasme peserta terlihat sejak awal. Para peserta aktif bertanya kepada ustazah. Tema yang dibahas adalah “Suci dalam Segala Keadaan, Bersuci sebagai Muslimah,” yang mengupas pentingnya menjaga kesucian dalam menjalankan ibadah.
Materi yang dibahas meliputi pemahaman seputar pengertian darah menstruasi dan darah nifas, perbedaan madzi, mani, dan wadzi serta tata cara mandi jinabat.
Ustazah Mona berharap, usai mengikuti pengajian, para peserta yang didominasi calon ibu rumah tangga ini mendapatkan pemahaman dasar tentang bagaimana menjaga kesucian. Hal ini akan sangat bermanfaat, baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan sekitarnya.
“Dengan kita menjaga kesucian diri, kita juga sedang menjaga ibadah kita dan dijauhkan dari siksa kubur,” ujar Ust. Mona yang mengenakan jilbab merah muda.
Ustazah Nur Kholifah menambahkan, pemahaman tentang bersuci sangat penting, terutama bagi perempuan yang mengalami menstruasi setiap bulan dan darah nifas pasca melahirkan.
“Kita belajar teori dan penjelasannya dari Al Quran dan Al-Hadits sehingga lebih memahami bagaimana praktek bersuci dan batas waktu menstruasi,” jelasnya.
Ia berharap, usai pengajian, para peserta dapat menerapkan praktek bersuci dalam kehidupan sehari-hari. Peserta juga diharapkan menyampaikan perihal bagaimana bersuci kepada warga lainnya yang belum memahami.
Pengajian ini mendapatkan apresiasi dari Ustazah Rini Hasyim, salah seorang Pembina Keputrian. Ust. Rini menilai pengajian sangat bermanfaat dan menjadi bekal penting bagi para generasi muda wanita.
Ia juga mencatat bahwa jumlah peserta kali ini lebih banyak dibandingkan dua kegiatan sebelumnya, karena tema yang diangkat menarik minat banyak orang, termasuk beberapa ibu-ibu yang turut hadir.
“Kegiatan keputrian ini sangat bagus. Berarti banyak generus putri yang menjadikan kegiatan ini sebagai tempat untuk menambah ilmu,” tambah Ustazah Rini.
Nona Vitra, salah seorang peserta, menyatakan bahwa pengajian kali ini sangat menarik dengan penjelasan yang mudah dipahami. Nona Diva menambahkan, secara positif terkesan terhadap acara yang disertai sesi tanya jawab dan doorprize untuk menyemangati para peserta. Ia juga berharap kegiatan ke depan bisa lebih seru dan diadakan di luar ruangan (outdoor).
Penulis : Ariska F