BOGOR – Indikasi semakin tergerusnya generasi muda terhadap perkembangan modernisasi yang tidak sedikit membawa efek negatif, menginisiasi LDII Bogor untuk menginvestasikan generasi muda unggul melalui perkemahan Cinta Alam Indonesia.
“Memang saat ini kita menghadapi tantangan yang begitu besar dalam upaya peneguhan eksistensi positif generasi masa mendatang,” ujar Edi Warsadi Pembina Kepemudaan LDII Bogor.
Edi mengungkapkan bahwa ada 5 S tantangan generasi muda saat ini yaitu; Song, generasi muda yang tidak mampu mengatur waktunya terhadap kesukaan pada musik akan tergelincir kesehariannya sehingga lebih banyak hal tidak bermanfaat yang dilakukan;
Sport, standar internasional olahraga, seperti penggunaan pakaian olahraga renang yang tidak sesuai dengan standar agama dan budaya dapat menggeser peneguhan eksistensi agama budayanya; Studi, kecintaan pada pembelajaran yang tidak terarah dapat menjadi boomerang buruk bagi pemuda kini;
Style, gaya busana yang tidak sesuai dengan norma akan membuat generasi muda kehilangan jati dirinya; Seks, nah ini dia godaan terberat, kecanduan seks yang diimplementasikan pada pemakaian konten pornografi dapat mengakibatkan otak bagian tengah depan mengecil. Kecanduan pornografi bahkan lebih parah dari kecanduan kokain. Kokain dapat dihilangkan dari tubuh pecandunya, tapi ingatan tentang adegan atau gambar porno akan tetap tinggal di otak selamanya.
Dalam menjawab tantangan zaman tersebut tidak bosan-bosannya LDII memberikan pesan bahwa generasi muda harus sukses 3 hal yaitu, paham agama, berakhlakul karimah dan mandiri. “Trisukses akan terus ditanamkan pada jiwa pemuda, salah satu dukungan dan tindak nyata yang dilakukan yaitu momen Perkemahan Cinta Alam Indonesia yang saat ini tengah kami lakukan,” ujar Pijar Eko Sakti Ketua panitia pelaksana kegiatan.
Keberhasilan Trisukses Generus, dengan beragam kegiatan dan program. Salah satunya tercermin dari rangkaian perkemahan CAI selama 3 hari yang dimulai dari 30 Agustus hingga 1 September bertempat di Permata Buana Depok akan menjadi investasi besar dan amal jariyah dari LDII. Investasi ini tidak hanya bermanfaat bagi generasi muda itu sendiri, juga akan bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara. Ragam materi yang diberikan yaitu pembangunan karakter melalui refleksi untuk negeri, media literacy (melek media) dan kemandirian.
Berkenaan dengan pembangunan karakter melalui refleksi untuk negeri, Indra Prawiranegara mengatakan bahwa karakter suatu bangsa terbentuk dalam waktu yang lama melalui pendidikan dan kebudayaan. Dengan demikian untuk mengubah karakter suatu bangsa akan memerlukan waktu yang lama dengan menggunakan wahana pendidikan (formal dan non-formal) termasuk pesantren dan melalui budaya bangsanya.
“Kita perlu bersama-sama membuka mata, membuka telinga, membuka pikiran dan hati kita agar kita bisa menumbuhkan rasa cinta kita terhadap tanah air, bangsa dan negara yang kita cintai,” ujar Indra.
Selanjutnya setelah karakter terbentuk, dengan semakin tingginya persaingan masa depan. Bahkan adanya kesepakatan negara ASEAN pada awal 2016 untuk membentuk Kawasan/Pasar Bersama Ekonomi ASEAN yang berimpliksi lahirnya kebijakan free flow skilled worker (alur bebas pekerja ahli) di anggota Negara ASEAN.
Hal ini berarti, generasi muda perlu dipersiapkan dapat bersaing dalam kondisi seperti ini. Karena selain menjadi pasar barang dan jasa, Indonesia juga menjadi pasar tenaga kerja trampil. “Syarat utama agar seseorang punya kemampuan bersaing, tentu saja adalah kemampuan membangun dan mengembangkan nilai-nilai dan semangat kemandiriannya,” ujar Frediansyah Firdaus. Dalam kesempatan perkemahan pemuda ini Fredi menyampaikan materi Perlunya Kemandirian Sebagai Kebutuhan Remaja untuk Menyongsong Kebutuhan Masa Depan.
Terakhir setelah komplit memiliki karakter dan kemandirian maka generasi muda perlu Melek Media. Perkembangan abad media yang begitu pesat, ditambah beragam informasi yang masuk begitu cepat dan besar efeknya. Maka pemuda harus memiliki keterampilan berpikir kritis untuk menghadapi semua dampak dari paparan media, video musik dan Web/internet.
“Kita harus mampu memilih dan memilah media, mana yang bermanfaat mana yang mudlarat. Tidak menggunakan internet untuk pelanggaran, kemaksiatan, kejahatan dan ajang pornografi. Patuh pada hukum dan perundangan-undangan, khususnya UU Informasi Transaksi Elektronik No. 11 tahun 2008 wajib hukumnya,” ujar Fredi dalam paparannya.
Frediansyah Firdaus
Team Konten Web DPP LDII (Liputan daerah Bogor)