BALIKPAPAN – Memiliki penduduk majemuk yang terdiri atas suku, adat, budaya, ras dan agama, Kota Balikpapan menyimpan potensi terjadinya gesekan dan konflik, terutama antar pemeluk agama. Terlebih dalam beberapa tahun terakhir munculnya kembali bahaya laten komunis, melalui simbol-simbol yang ditemukan di tengah masyarakat.
Untuk itu, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Balikpapan menggelar musyawarah, yang diikuti perwakilan dari tokoh agama yang diakui di Indonesia, yakni Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan Konghuchu, bertempat di Hotel Sagita, Kamis (26/5/2016).
Menurut Ketua FKUB, H Muis Abdullah, musyawarah ini membahas rancangan panduan kerukunan umat beragama, yang akan digunakan sebagai panduan pelaksanaan kerukunan antar umat beragama di Kota Balikpapan.
Rancangan ini masih belum sempurna dan membutuhkan masukan-masukan dari para tokoh agama melalui perwakilannya di FKUB. Usulan terkait agama Islam dapat disampaikan kepada KH Kasim Pallanju dari MUI Balikpapan. Begitu juga dengan agama lain, usulan disampaikan kepada perwakilannya yang ditunjuk FKUB..
“Mudah-mudahan akhir Juni nanti, sebelum tanggal 1 Juli, semua masukan sudah masuk di FKUB,” ujar Muis Abdullah. Selanjutnya, ia mengatakan, apabila sudah masuk semua akan dibahas pada pertemuan berikutnya untuk kemudian disepakati bersama.
Di sela-sela pembahasan, Muis Abdullah juga memperkenalkan salam FKUB kepada peserta musyawarah, “Salam Rukun!” kata Muis Abdullah sambil mengepalkan tangan ke atas, yang dijawab peserta dengan kata Rukun.
Sementara itu, sebelumnya, Kasdim 0905 Mayor (Inf) Masrukhan tampil memberikan paparan berkait dengan maraknya isu kembalinya gerakan komunis di Indonesia. Ia menyoroti ditemukannya jual beli kaos bersimbol palu arit.
“Musuh kita adalah yang tidak bertuhan, siapa yang tidak bertuhan?” ujar Masrukhan dengan nada tinggi. Menurutnya, mereka yang tidak bertuhan adalah yang tidak beragama.
“Jangan orang sudah beragama diobok-obok, diadu domba. Berarti termakan komunis. Indonesia menghargai semua agama,” jelas Masrukhan panjang lebar.
Menurutnya, maraknya pengaruh paham komunis yang terjadi di masyarakat saat ini bukan masalah perdebatan pelanggaran yang telah terjadi di masa lalu, tetapi yang menjadi masalah adalah upaya penyebaran ideologinya.
Musyawarah yang berakhir pukul 12.00 WITA ini cukup semarak, mengundang banyak masukan dari peserta dan perwakilan tokoh agama, termasuk masukan dari LDII Kota Balikpapan yang disampaikan H Hasan Bisri SPsi. Perwakilan LDII yang hadir lainnya adalah H Abdul Malik SH, H Asrul Sani BA dan H Ahmad Saudi. (SA/LINES)