FORUM – Ketupat identik sebagai hidangan spesial Lebaran, diperkirakan tradisi ini berasal dari saat Islam masuk ke tanah Jawa. Asal-usul makanan ini konon lahir pada jaman Wali Songo.
Kupat atau ketupat adalah makanan khas, berbahan beras yang dibungkus dengan slongsong segi empat dari daun kelapa yang muda (janur). Kupat selalu berpasangan dengan lepet (Jawa) atau lepat.
Lepet itu sendiri adalah makanan khas berbahan beras ketan yang dibungkus dengan janur juga, hanya bentuknya memanjang. Kedua makanan khas ini biasanya cocok dipasangkan dengan opor ayam atau rendang.
Istilah ÔÇ£ketupatÔÇØ atau ÔÇ£kupatÔÇØ berasal dari bahasa Jawa, yaitu ÔÇ£ngaku lepatÔÇØ, yang berarti ÔÇ£mengakui kesalahanÔÇØ.
Dalam tradisi Jawa, ada kebiasaan sebagian masyarakat saling berkirim hantaran ketupat dan lepat lengkap opor dan rendangnya kepada tetangga sekitar, sebagai simbol ungkapan pengakuan atas segala kesalahan dan permintaan maaf.
Tradisi hantaran ini berbeda-beda di tiap daerah waktu pelaksanaannya, ada yang di awal Ramadan, sehari sebelum lebaran, bertepatan pada hari raya, atau setelah sholat Ied.
Namun tradisi yang paling kuat justru lebaran ketupat dilaksanakan pada hari ke-7 bulan Syawal. Tradisi hantaran ini dikaitkan dengan ritual ÔÇ£syawalanÔÇØ, yaitu merayakan penutupan puasa bulan Syawal.
Puasa di bulan Syawal?
Ya. Memang jenis puasa ini jarang dikerjakan dan kurang dikenal oleh muslim umumnya. Sebenarnya, sehari setelah Iedul Fitri, yaitu tanggal 2-7 Syawal, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan berpuasa selama 6 hari yang disebut dengan puasa Syawal.
Dalam suatu riwayat Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam bersabda, ÔÇ£Barang siapa berpuasa Ramadan, kemudian mengikutkannya dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka puasanya seperti puasa selama satu tahun,ÔÇØ (HR. Muslim 618).
Ustad Aceng Karimullah pun mengingatkan, ÔÇ£… Jadi Lebaran Ketupat itu merupakan bungkusnya, sedangkan isinya adalah puasa enam hari dari bulan Syawal. Tapi banyak orang yang heboh dengan bungkusnya, lupa dengan isinya.ÔÇØ
Semoga sedikit tulisan ini dapat diambil pelajaran dan hikmahnya, dan semoga manfaat dan barokah. (Subur A)