Oleh: Agus Wijayanto, SH
Pemimpin Redaksi LDIIMedia Online
Bulan Agustus tahun 2013 ini sangat istimewa, setelah kita merasakan kekhusyuan dalam Ibadah Ramadhan plus Lailatul Qadar kemudian umat Islam disibukkan oleh perayaan lebaran Iedul Fitri. Belum lagi hilang suasana lebaran, minggu ini kita sudah bertemu lagi dengan perayaan Hari Kemerdekaan RI.
Datangnya dua hari besar yang hampir secara bersamaan ini hendaknya bisa menjadi wahana perenungan agar lebih terbuka mata hati kita. Ramadhan dan Iedul Fitri adalah rangkaian peperangan besar bagi umat Islam dalam melawan hawa nafsu. Sedangkan yang akan datang ini tanggal 17 Agustus merupakan perayaan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia menandakan kemenangan melawan tirani penjajahan. Kedua perayaan ini serasa dihadirkan kehadapan kita untuk mewakili hakekat makna hidup ini secara lahir dan secara batin.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah bisa merasakan kemenangan dan kemerdekaan secara lahir maupun batin? Apakah bisa kita menjadi manusia yang merdeka?
Secara hukum negara, setiap individu mempunyai kebebasan dan dilindungi undang-undang, tidak boleh ada yang mendapat diskriminasi (lihat UU No 39 tahun 1999 tentang HAM). Namun seperti yang kita lihat, dengan bergulirnya reformasi, kebebasan ini menjadi tidak terkendali. Sering dijumpai media massa dan media televisi dengan konten yang tidak mendidik, juga banyak ormas-ormas bermunculan meramaikan negeri ini dengan membawa agenda masing-masing yang kadangkala bertentangan dengan hati nurani kita.
Menghadapi hal ini umat Islam tidak boleh lengah dan bersikap apatis, harus selalu waspada apalagi terhadap lakon-lakon yang cenderung mengadu domba umat. Tidak mustahil kekuatan komunisme dan zionisme muncul dengan mendompleng euphoria kebebasan reformasi ini. Menjaga kemerdekaan, menjaga ummat adalah tugas besar kita bersama. Kita harus berada digarda terdepan dalam menghadapi ancaman-ancaman disintegrasi bangsa , rawe-rawe rantas malang-malang putung.. Merdekaa..!