BUTON – Sako SPN saat menyambangi Buton dalam eskpedisi Bhakesra 2014 pada Rabu (11/6)menyempatkan waktu berinteraksi dengan anggota Pramuka setempat. Selain bersilaturahim, Sako SPN menyempatkan diri untuk menanamkan cinta bahari di kalangan remaja Buton.
Menjadi pulau persinggahan pertama, Pramuka Pulau Buton memberikan sambutan yang luar biasa atas kedatangan Tim SatuanKomunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) di Pasar Wajo. Sako SPN disambut langsung oleh Kak Kwartir Cabang Buton, Raden. Selama di Buton Sako SPN diperkenalkan dengan berbagai budaya dan sejarah yang ada di Pulau Seribu Benteng ini.
Selepas sambutan pemerintah daerah Buton, Tim Sako SPN juga memberikan bingkisan pakaian, mainan, serta buku dan peralatan Pramuka untuk pelajar di Pulau Buton. Tidak hanya memberikan bingkisan, Tim Sako SPN juga memberikan permainan dan simulasi keesokan, Rabu (12/6).
Peserta yang didominasi oleh siswa SMP 1 Pasar Wajo sangat antusias mengikuti serangkaian permainan yang diberikan oleh Tim Sako SPN. Terlebih ketika mengikuti sesi permaian flying fox yang dibangun Sako SPN.
Ichwan, pelatih dari Sako SPN mengungkapkan permainan yang dilaksanakan hari itu dapat meningkatkan keberanian, kemampuan menyampaikan pendapat, berdiskusi dalam kelompok, serta rasa toleransi sesama. Selain itu Ichwan juga menyampaikan tidak lupa dirinya menyisipkan pesan moral seperti jujur, disiplin, dan hormat kepada orang tua.
“Tanpa sadar sebenarnya anak-anak ini kami arahkan untuk saling belajar mengenal karakter satu sama lain. Selain itu kami juga dapat menyisipkan pesan-pesan agama melalui permainan,” ujar Ichwan di sela-sela kegiatan di Buton.
Tim Sako SPN berharap dengan kedatangannya di Pulau Buton yang banyak mengekspor aspal ke berbagai negara di dunia, dapat membangun karakter anak-anak di pulau tersebut. Karakter tersebut nantinya diharapkan dapat membangun Pulau Buton lebih baik.
Kunjungan ke KRI Banjarmasin
Tidak puas hanya melihat kapal KRI Banjarmasin 592 dari pantai, anak-anak yang umumnya berasal dari Saka Bahari ini sangat berkeinginan untuk naik dan melihat suasana di atas kapal. Awalnya hanya diperbolehkan 30 orang perwakilan saja yang bisa naik. Akan tetapi, di saat-saat terakhir awak KRI Banjarmasin mengizinkan semua peserta yang berjumlah lebih dari 160 orang menaiki kapal perang karya anak bangsa itu.
Para peserta yang kebanyakan pelajar SMP ini sangat senang dapat menaiki KRI Banjarmasin. Leiko salah satunya. Dirinya yang semula sempat menangis karena tidak diperbolehkan naik, kini senang bisa tur keliling kapal. “Saya senang sekali bisa dikasih kesempatan untuk naik. Seperti mimpi rasanya,” ujar Leiko jujur yang disambut tawa rekan sebayanya.
Berbagai area di dalam kapal mendadak menjadi lokasi foto anak-anak Buton, yang baru melihat kapal perang seperti KRI Banjarmasin. Salah satu bagian kapal yang menjadi titik berlama-lama anak-anak ini adalah lokasi papan susunan crew kapal KRI Banjarmasin. Beberapa anak terlihat menunjuk foto beberapa awak dan pimpinan kapal, mereka bermimpi akan berada dalam papan tersebut suatu saat.
“Saya ingin jadi ini nanti,” ujar salah seorang anak sembari menunjuk foto Palaksa. Lalu buru-buru disahuti teman sebayanya. “Saya ingin jadi ini nanti,” sembari mengarahkan jarinya pada foto komandan kapal.
Komandan Kapal KRI Banjarmasin, Letkol Jales Jamca Jayamahe. Jales mengaku senang dengan kedatangan anak-anak ini dalam kapalnya. Meskipun sempat mengeluhkan banyaknya antusias peserta yang ingin menaiki kapalnya namun dirinya berharap kunjungan ini dapat turut membangun kecintaan kepada tanah air. (Bahrun/LINES)