JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyelenggarakan Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke-26. Bertempat di Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat, kompetisi ilmiah ini berlangsung selama empat hari, 10-13 September 2013 lalu.
PIMNAS dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh. Dalam sambutannya, Mendikbud menjanjikan akan memberikan apresiasi berupa beasiswa melanjutkan studi bagi para pemenang. “Sebagai salah satu wujud apresiasi, Kementerian akan memberikan beasiswa bagi para mahasiswa yang menjadi juara di Pimnas ini. Bagi mereka yang sedang belajar di D-3, akan diberi beasiswa untuk melanjutkan ke D-4 atau S-1. Bagi mereka yang sedang belajar di S-1, akan diberikan beasiswa untuk melanjutkan studi ke S-2,” terang M. Nuh.
Rektor Universitas Mataram, Prof. Ir H Sunarpi Ph.D mengatakan bahwa Pimnas kali ini diikuti oleh 106 perguruan tinggi dari 28 provinsi di Indonesia. Jumlah peserta mencapai sekira 2.000 mahasiswa yang mempresentasikan 400 karya ilmiah yang telah disaring dari 30 ribu karya ilmiah yang masuk untuk mengikuti seleksi Pimnas.
Tak heran jika jalan untuk memenangi PIMNAS ini cukup alot, mulai dari pengajuan program, pelaksanaan program, Monitoring dan Evaluasi (MONEV) hingga lolos menjadi peserta kiriman mewakili perguruan tinggi penuh kerja keras yang tidak sedikit. Inilah rangkaian tahapan yang harus dijalani Lutpita Mahardika, mahasiswa Program Studi Fisika S-1 IPB Bogor semester 5 ini, hingga berhasil memboyong pulang dua medali.
Upi, demikian biasa dipanggil, mengoleksi Medali Perak Presentasi dan Medali Perunggu Poster PIMNAS Bidang Penelitian. Ia bersama timnya mengajukan judul Pembuatan Nanokarbon dari Limbah Baterai untuk Aplikasi Elektroda pada Superkapasitor. Sepertinya, ia ingin bersama timnya mengenalkan masyarakat agar jeli terhadap lingkungannya dan mengenal lebih dalam teknologi nano.
Manfaat hasil penelitian Upi dan tim menyimpulkan bahwa limbah baterai memiliki nilai jual yang tinggi. Bahkan, bila dimanfaatkan dan diproduksi dengan baik akan dapat menggantikan baterai ponsel maupun laptop. “Biasanya baterai tahan 1-2 hari, dengan menerapkan penelitian ini maka akan bertahan sampai dua minggu,” terangnya.
Business Innovation Center
Selain PIMNAS, penelitian Upi dan timnya juga masuk dalam 105 Inovasi paling prospektif tahun 2013 versi Business Innovation Center (BIC) Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Republik Indonesia.
Tak salah jika Upi sejak dulu sangat menggemari dan mencintai Fisika. Baginya Fisika merupakan dasar seluruh ilmu pengetahuan. “Meskipun seperti tak masuk akal, tapi disitulah keunikan yang ada. Fisika merupakan sesuatu yang real, kita tak akan bisa hidup tanpa fisika. Seluruh turunan ilmu fisika itu berwujud, bukan hanya hayalan rumus,” terang gadis yang memiliki hobi travelling ini.
Pemilik judul inovasi ‘Yang Canggih dari Yang Sampah‘ pada 105 Inovasi BIC ini berencana mematenkan hasil penelitian bersama timnya. “Rencana ke depan kami butuh wadah sebagai perwujudan real, yaitu perusahaan. Karena hasil penelitian ini merupakan sebuah peluang bisnis yang besar. Sehingga pematenan adalah hal krusial agar tidak sembarangan dijiplak orang,” kata Upi diplomatis.
Dibalik keberhasilannya menjadi salah satu juara PIMNAS dan masuk dalam 105 Inovasi paling prospektif tahun 2013 versi BIC, Upi tetap menunjukkan sikap rendah hati dan bersyukur, bahwa semua prestasi tersebut merupakan karunia yang diberikan Allah Subhanahu wa Taala. “Bagi aku, prestasi yang sesungguhnya adalah dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat,” harap mahasiswi cantik yang juga warga LDII Bogor ini.
Anak kedua dari pasangan Raswin dan Ekawati ini memberikan pesan kepada para pemuda-pemudi warga LDII, agar berusaha sak pol kemampuan plus doa. “Belajar tekun, sungguh-sungguh fokus namun jangan melupakan kewajiban ibadah kepada Allah. Dengan demikian, pertolongan Allah pasti akan datang,” ujar Upi.
Ketika ditanya siapa yang paling berperan dibalik semua prestasinya ini, Upi dengan tegas mengatakan, “Orangtua. Orangtualah motivasi terbesarku, dan Allah dan Rasul juga.”
“Orang tuaku itu sangat mendukung pendidikan anak-anaknya. Meskipun aku perempuan, aku juga harus berpendidikan. Tujuannya untuk mendapatkan ilmu, karena ilmu inilah yang akan menjadi bekal kita di dunia dan akhirat,” tutup Upi.
Penulis: Frediansyah Firdaus
Editor: S Anugerah