BALIKPAPAN – DPD LDII Kota Balikpapan kembali menggelar pengajian rutin bulanan bertempat di Masjid Luhur Pondok Pesantren Bairuha, Minggu (19/5). Dalam kesempatan ini, hadir anggota DPR RI H. Rudy Mas’ud bersama Ketua DPD KNPI Balikpapan Andrie Afrizal.
Ketua DPD LDII Kota Balikpapan H. Herry Fathamsyah dalam sambutannya mengatakan dirinya bersyukur pengajian kali ini menerima tamu yang tidak asing dengan warga LDII, yakni H. Rudy Mas’ud.
“Beliau adalah saudara kita, sahabat kita. Alhamdulillah hari ini beliau berkenan hadir di tengah-tengah kita,” tutur H. Herry.
“Kita patut bersyukur, sebagai warga negara Indonesia yang baik, yang mempunyai value, nilai yang selalu kita pertahankan, yaitu semangat kerukunan, kekompakan, kerjasama yang baik,” tambahnya.
Untuk itu, H. Herry mengajak seluruh warga LDII untuk terus mempertahankan dan memelihara nilai-nilai kebajikan sehingga manfaatnya terus berkembang dan dirasakan oleh semua warga negara dan masyarakat sekitar.
Pengajian yang dihadiri ribuan warga LDII ini juga mengundang Camat, Lurah, dan ketua RT setempat. Tampak juga tokoh masyarakat hingga Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Peserta pengajian paling jauh datang dari Kec. Samboja Kutai Kartanegara.
Pengajian Al Quran disampaikan oleh Ustaz Kiko Wijatmiko tentang hikmah Idul Adha, yakni keutamaan menyembelih Kurban. Sedangkan penyampaian Al Hadits oleh Ustaz Hamdani Shodiq tentang memanfaatkan nikmat Allah untuk memperbanyak pahala.
Sementara itu, H. Rudy Mas’ud mengatakan dirinya mendapatkan undangan spesial dalam pengajian dengan topik silaturahmi untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah.
“Kebetulan memang LDII adalah salah satu organisasi keagamaan yang ada di kota Balikpapan ini yang, Alhamdulillah, kita membangun silaturahmi ini sejak tahun 2018. Jadi sudah cukup lama, dan silaturahmi ini selalu berjalan dan terawat dengan baik,” tuturnya.
“Intinya adalah silaturahmi, silaturahim untuk membangun ukhuwah Islamiyah,” tegasnya.
Pada kesempatan ini, dirinya melihat banyak generasi muda dan pemuda LDII yang memiliki kesempatan lebih panjang dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Harus bisa punya kompetensi yang punya daya saing, punya energi yang cukup untuk bisa berkompetisi dengan banyaknya masyarakat yang akan datang ke Kalimantan Timur, dan masyarakat global yang akan datang di Kalimantan Timur, hidup berdampingan bersama-sama kita semua,” ajaknya.
Terkait pembangunan di Kaltim hingga saat ini, Rudy Mas’ud mengakui peran dan jasa pemimpin-pemimpin terdahulu dan yang sekarang secara berkesinambungan. Namun, ia menilai saat ini perlu akselerasi untuk mempercepat pembangunan.
“Kalau seandainya IKN itu tidak ada, mungkin proses pembangunan Kalimantan Timur itu perlu waktu, ya kira-kira perlu 50 sampai 70 tahun baru bisa setara dengan yang lain-lainnya,” ujarnya.
Tetapi, menurutnya, dengan adanya pembangunan IKN akan menjadi kota metropolitan untuk Kalimantan Timur, maka hanya perlu waktu 10 tahun.
“Jadi, kita memang perlu bagaimana kita berakselerasi mengejar. Maka, LDII ini harapan kami bisa menjadi lokomotif penggerak meningkatkan sumber daya manusia. Bukan hanya iman dan taqwanya saja, tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologinya juga bisa terupdate,” ujarnya.
Terkait dengan adanya pandangan bahwa pendidikan di perguruan tinggi masuk sebagai kebutuhan tersier, dirinya mengatakan tidak sependapat.
“Kalau saya suatu saat nanti jadi memimpin di Kalimantan Timur, kuliah bukan tersier, tapi adalah primer. Jadi, sampai S3. Anak-anak Kalimantan Timur harus punya pendidikan yang sampai S3,” ujarnya.
Begitu juga UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang seharusnya lebih murah. “Mestinya untuk meningkatkan sumber daya manusia kita, UKT itu harusnya lebih murah. Kalau perlu digratiskan,” ujarnya. Menurutnya, hal ini lantaran APBN mengalokasikan anggaran 20% untuk pendidikan.
(SA/LINES)