Acara malam ini adalah acara pamungkas kunjungan kami di Singapura, bisa juga jadi acara yang paling dinanti semua peserta. Walau hanya bertajuk pertandingan persahabatan, tidak bisa dipungkiri nasionalisme pasti saja menyembul didada semua peserta. Singapura akan menjamu Indonesia malam ini.
Sejatinya kami berharap pertandingan ini adalah pertandingan sepakbola, sayangnya karena kesulitan mendapatkan lapangan pertandingan, pertandingan futsal jadi pengganti. Sedikit berbeda tapi masih saja semangat berkompetisi membuat pertandingan futsal tetap menarik untuk ditonton. Pemuda-pemuda Singapura juga tampak antusias. Yang sekolah, yang bekerja dan sedang menunaikan tugasnya kepada negara melalui wajib militer, menyempatkan bergabung malam ini.
Peserta dari Balikpapan dibagi menjadi tiga tim, sementara Singapura diwakili oleh lima tim. Delapan tim dibagi menjadi dua group fase penyisihan. Setiap pertandingan berdurasi 2×12 menit, separuh kompetisi. Nyatanya hampir semua pertandingan bisa dimenangkan oleh tiga tim dari Balikpapan.
Tiga tim Balikpapan dan satu tim Singapura melaju kebabak semifinal. Baru saja pertandingan semifinal akan dimulai, hujan dengan halilintar menutupi lapangan futsal yang dibangun tanpa atap. Pertimbangan keselamatan, dengan berat hati kami bersepakat partai final ditiadakan.
Acara ditutup dengan ramah tamah dibawah guyuran hujan lebat dan kilat yang berkali-kali memekakkan telinga.
Sekali lagi kami merasakan kehangatan yang menyaudara, ikatan yang tak tampak, keakraban dalam nikmat islam dan iman. Kesamaan keyakinan, hanya menjadikan Alloh sebagai sesembahan, Muhammad sebagai Nabi dan Islam sebagai agama. Semua tersenyum, semua bergembira dan semua senang.
Dan kami harus pergi
Selepas sholat subuh dan sarapan pagi, kami diantar ke tempat keberangkatan kami.
Bis dua lantai yang akan mengantar kami sudah menunggu dengan manis, barang-barangpun sudah masuk dalam bagasi, beberapa saat lagi kami harus pergi.
Doa sebelum perjalanan yang dilantukan pimpinan rombongan mampu memaksa keluar air mata dari tempatnya, syahdu sekali. Doa pengantar bagi berpisahnya orang-orang yang bertemu karena Alloh, saling cinta karena Alloh dan harus berpisah juga karena Alloh. Perpisahan jadi terasa berat, pelukan erat dengan bisik bermaaf dan saling mendoakan memperberat perpisahan, air mata tak luput menemani.
Betul dua hari kami di Singapura terasa begitu singkat, tapi juga betul dua hari kami terasa begitu manis untuk diingat. Singapura, kami harus pergi..
Semoga Alloh membalas semua kebaikan dengan lipatan yang tak terhingga dan memampukan semua untuk membawa apa yang diyakini sampai mati.
Semua peserta sudah mendapati kursinya, roda bus mulai berputar. Enam jam perjalan menuju destinasi berikutnya : Kuala Lumpur, Malaysia. (MGu)
Bersambung…