Balikpapan – Presiden Association Islamic Dakwah in Australia (AIDA), DR. H. Basuki bersama rombongan DPP LDII dan DPD LDII Balikpapan melakukan kunjungan ke Indonesia pada Minggu (24/11/2024) untuk melihat langsung perkembangan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dalam wawancara eksklusif, beliau berbagi kesan mendalam terkait pembangunan IKN, potensi kolaborasi internasional, serta pesan penting bagi generasi muda.
Saat di wawancara, Presiden AIDA mengungkapkan bahwa kunjungan ke IKN adalah salah satu agenda utama dalam perjalanannya ke Kaltim. “Tujuan pertama kami memang ingin melihat IKN. Selama ini, kami mengikuti perkembangannya dari luar negeri, terutama melalui YouTube. Begitu kami melihat secara langsung, kami merasa sangat bangga,” ujarnya.
Beliau juga membandingkan desain IKN dengan Canberra, ibu kota Australia, yang dibangun dengan prinsip perencanaan modern dan simetri. Menurutnya desain IKN sangat mirip dengan Canberra, dengan tata letak yang simetris, bahkan istrinya sangat tertarik dan merasa ada kemiripan antara keduanya.
Lebih lanjut, menurut Basuki IKN merupakan wujud nyata dari visi pembangunan Indonesia yang sudah direncanakan sejak era presiden-presiden sebelumnya. “Melihat IKN yang sekarang sudah terealisasi membuat kami bangga. Meskipun kami tinggal di luar negeri, rasa cinta terhadap tanah air tetap kuat, dan kami selalu mengikuti perkembangannya,” tuturnya.
Ketika ditanya mengenai peluang kerjasama dengan DPD LDII Balikpapan, Basuki menjelaskan bahwa organisasinya terbuka untuk kolaborasi, tidak hanya dengan DPD LDII Balikpapan, tetapi juga dengan seluruh DPD LDII Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia termasuk negara lainnya.
“Kami selama ini sudah bekerjasama dengan beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Amerika. Jika ada DPD LDII kota lain di Indonesia yang ingin berpartisipasi dalam program kami, seperti asrama pengajian bahasa Inggris, kami sangat menyambutnya dengan tangan terbuka,” jelasnya.
Basuki yang sudah 30 an tahun di Australia, memberikan pesan yang mendalam kepada para pemuda-pemudi LDII, terutama mengenai pentingnya merantau dan belajar dari dunia luar. Dunia yang saat ini terasa semakin kecil dan transportasi yang semakin cepat membuat orang bisa bepergian dengan mudah.
“Untuk para muda-mudi LDII, sekarang saatnya merantau dan melihat dunia luar,” pesannya.
Beliau mengutip perintah dalam Al-Qur’an untuk “berjalan di bumi Allah” sebagai motivasi bagi generasi muda agar tidak hanya hidup di lingkungan yang terbatas. “Jangan seperti katak dalam tempurung. Pergilah ke berbagai tempat, pelajari budaya baru, dan jadikan pengalaman itu sebagai pembelajaran yang berharga,” tambahnya.
Ketika ditanya tentang struktur organisasi AIDA, Basuki menjelaskan perbedaannya dengan LDII. Di AIDA, setiap state di Australia memiliki organisasinya sendiri, seperti AIDA Victoria atau AIDA Queensland. Namun, semuanya berada di bawah naungan AIDA pusat.
Ia juga menjelaskan bahwa seluruh masjid yang dimiliki di Australia berada di bawah kepemilikan AIDA pusat. “Masjid-masjid di seluruh Australia adalah milik AIDA, tetapi operasionalnya diserahkan kepada masing-masing wilayah. Hal ini dilakukan untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan organisasi,” paparnya.
Sistem manajemen keuangan yang terpusat memungkinkan AIDA mendukung komunitas di seluruh Australia secara optimal. “Organisasi kami sudah ter-establish dengan baik, mulai dari laporan keuangan hingga operasional masjid. Hal ini memungkinkan kami memberikan bantuan kepada wilayah-wilayah yang membutuhkan,” tambahnya.
Dirinya berharap kunjungannya ke Indonesia, terutama ke IKN, dapat membuka peluang kerjasama yang lebih luas antara AIDA dan berbagai organisasi di Indonesia. Pihaknya ingin menjembatani hubungan yang baik antara Indonesia dan Australia, baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, maupun sosial. Ia juha berharap kolaborasi ini dapat memberikan manfaat besar bagi kedua negara.
(*/LINES)
Alhamdulillah…