KEDIRI – Pengajian Asrama Syarah Asma Allah Al Husna yang diadakan di Pesantren Wali Barokah Kediri Jawa Timur tahun ini resmi ditutup oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan, Kamis (10/3/2016). Dalam kesempatan tersebut, DPP LDII meminta negara untuk memfungsikan kembali empat pilar kebangsaan. Hal itu disampaikan Ketua DPP Prasetyo Soenaryo kepada LDII News Network (LINES).
Menurut Prasetyo, dari mukadimah UUD 45, menegaskan peraturan yang lahir dari Indonesia merdeka harus mengandung lima sila yang kait mengait. Kelima sila tersebut memiliki landasan ontologis, rasionalitas, dan aktualitas yang relevan, “Sebaik apapun kandungan nilai-nilai Pancasila dan turunan UUD 45, itu hanya keluhuran di atas kertas, jika tanpa kesungguhan untuk mendagingkan nilai-nilai itu dalam penyelenggaraan negara,” ujar Prasetyo.
Prasetyo juga mengingatkan negara harus memfungsikan empat pilar kebangsaan, karena semakin banyak warga negara Indonesia tidak lagi mengenal Pancasila. Survei Kompas pada 2008 bahkan menyebutkan 48,4 persen warga negara Indonesia usia 17-29 tahun tak dapat menyebutkan sila-sila Pancasila dengan benar.
Prasetyo juga mengingatkan agar pemerintah untuk melaksanakan sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ia meminta pemerintah membela kepentingan rakyat kecil yang kian tak berdaya terhadap pemilik modal, baik fisik maupun finansial, “Misalnya jangan lagi menggusur dan mengkambinghitamkan masyarakat miskin kota, karena membangun tidak harus menggusur,” ujar Prasetyo.
Keberpihakan terhadap rakyat kecil harus juga dilakukan di sektor kemaritiman. Pasalnya nelayan sangat sedikit yang menikmati kekayaan laut, akibat kesulitan akses BBM dan teknologi, serta finansial.
Ia menyarankan agar pemerintah memperlakukan energi, pangan, dan air sebagai komoditas strategis yang tidak bisa diserahkan kepada mekanisme pasar murni. (LC, Khoir, Foto: Ruly B/LINES).