BALIKPAPAN – LDII selalu berupaya berperan aktif dalam penyelamatan bangsa, dengan menjaga generasi muda, agar tidak terjerumus dalam masalah narkotika dan obat terlarang atau narkoba. Salah satu upaya yang dilakukan LDII adalah tidak merokok. Selain mubazir, merokok sangat mudharat, salah satunya adalah menjadi jalan atau penyebab seseorang menjadi pecandu narkoba.
Sejalan dengan itu, LDII menggandeng Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Balikpapan untuk menyosialisasikan pentingnya bahaya penyalahgunaan narkoba, yang digelar di Masjid Nurul Iman Karang Jawa, Minggu (27/3/2016).
“DPD LDII Balikpapan bekerja sama dengan Kantor BNN Kota Balikpapan dalam hal mencegah anak-anak yang ada di LDII ini agar tidak terpengaruh dengan bahaya penyalahgunaan narkoba,” ujar H Abdul Rachman Zain SE, Ketua DPD LDII Balikpapan.
“Sosialisasi ini bukan berarti di LDII sudah terindikasi ada yang menjadi pecandu, tetapi ini adalah inisiatif LDII untuk membantu pemerintah dalam mengatasi darurat narkoba,” terangnya.
Pada kesempatan ini, hadir Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kota Balikpapan dr Agus Iriansyah sebagai narasumber, serta Bambang, mantan pecandu narkoba yang memberikan kesaksian awal mula terpengaruh hingga menjalani rehabilitasi. Sosialisasi ini diikuti sekira 550 remaja, pemuda dan pemudi.
Dalam paparannya, program yang dijalankan BNN saat melakukan rehabilitasi pecandu narkoba, memiliki kemiripan dan sejalan dengan program yang ada di LDII. Salah satu langkah pengobatan dalam rehabilitasi yang dilakukan BNN adalah menanamkan ketakwaan dan keimanan.
Sejalan BNN, LDII selalu menanamkan keimanan, ketakwaan, dan pemahaman agama yang kuat yang tertuang dalam tri sukses generasi penerus, yakni generasi yang memiliki ilmu dan pemahaman agama yang kuat, berakhlak mulia, serta mandiri. Dengan demikian diharapkan generasi muda LDII tidak terpengaruh dan bertindak melakukan perbuatan yang merusak diri sendiri, keluarga, hingga bangsa dan negara.
Sementara itu, usai melakukan sosialisasi, BNN sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan LDII. “Kami dari BNN sangat mengapresiasi kegiatan ini. Kenapa? Kalau dari sisi pemberdayaan masyarakat, ini kan masyarakat yang mengawali kegiatan, artinya memang masyarakat menyadari kegiatan ini dibutuhkan,” ujar dr Agus Iriansyah.
Menurutnya, kegiatan ini cukup berhasil dari sisi edukasi setelah melihat usia dan bersarnya jumlah peserta yang mengikuti sosialisasi. Menurutnya, usia peserta sosialisasi mewakili rata-rata pengguna narkoba yang terdiri atas pelajar dan pekerja. “Apalagi ada 30 PAC di sekitar Balikpapan ini, bisa dibayangkan dua (PAC) saja informasi ini dibawa di sekitarnya, itu seperti bola es begitu, informasi ini (mudah menyebar),” tuturnya.
Kerjasama dengan BNN
Setelah sosialisasi, LDII maupun BNN berharap perlu ada tindak lanjut dengan ditandatanganinya kerjasama atau MoU dengan BNN. “Maksud kerjasama ini paling tidak untuk pembinaan remaja-remaja LDII ke dalam,” kata H Abdul Rachman Zain.
“Dengan MoU, kita juga harapkan ada yang menjadi duta anti penyalahgunaan narkoba, yang bisa membantu bekerjasama dengan BNN memberikan penyuluhan bagi masyarakat, dan mereka bisa menjadi contoh yang baik bagi yang lain, itu yang pertama,” ujar H Abdul Rachman Zain. Kedua, dengan membantu BNN, ia berharap dapat meringankan kerja BNN sebagai bentuk kerja sosial.
Sejalan dengan itu, BNN berinisiatif akan melakukan evaluasi sampai sejauh mana kualitas program kerjasama tersebut berjalan dan berkelanjutan. “Kita akan melihat outcome-nya, bagaimana dampaknya ke lingkungan, ke masyarakat, kita akan foto-foto di tempat yang ada LDII, sejauh mana efek bola es itu,” pungkas dr Agus. (SA/LINES)