BALIKPAPAN – Kepolisian Resor (Polres) Balikpapan dipimpin Kapolres AKBP Jefri Dian Juniarta SH SIK, didampingi Kapolsek Balikpapan Utara AKP Sarbini beserta jajaran Babinkamtibmas melakukan Safari Jumat ke Masjid Nurul Iman Karang Jawa, Jumat (19/8).
Safari Jumat ditujukan untuk membangun komunikasi dengan Polsek di wilayah Balikpapan, sekaligus mendengar kesigapan anggota Polri di tingkat Polsek terkait situasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Salah satu tujuannya adalah untuk membangun koordinasi yang intensif serta kemitraan yang baik dengan masyarakat dan meredam angka kriminalitas.
Kedatangan Kapolres beserta jajaran tampak disambut Ketua PC LDII Balikpapan Tengah H Asrul Sani selaku tuan rumah, bersama jajaran pengurus harian DPD LDII Balikpapan Ir H Muhammad Anshori, H Abdul Malik SH, H Anzarudin, serta pengurus Masjid Nurul Iman H Sugito.
“Kunjungan kita disini dalam rangka Safari Jumat, khususnya keprihatinan kita di Balikpapan,” ujar Kapolres Balikpapan AKBP Jefri Dian Juniarta, saat mengawali sambutan usai Salat Jumat.
Keprihatinan ini ia sampaikan lantaran Balikpapan memiliki peringkat nasional nomor dua penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang atau narkoba. Terlebih lagi kepada kaum muslim yang mayoritas justru menjadi pelaku dan pengedar narkoba.
“Kita ini mayoritas muslim, tapi juga mayoritas muslim sebagai pelaku dan pengedar narkoba,” ungkapnya. Ia mengajak masyarakat Balikpapan untuk berkunjung ke Polres Balikpapan dan ingin menunjukkan bahwa sebanyak 70% penghuni rutan adalah pelaku maupun pengedar narkoba.
Ia berharap agar masyarakat, khususnya kaum muslim untuk ikut serta membantu kepolisian dalam memberantas bahaya penyalahgunaan narkoba. “Kalau tugas ini diberikan hanya pada pak polisi, tidak akan mampu,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu cara untuk membentengi anak-anak dari bahaya penyalahgunaan narkoba adalah tidak mudah memberikan gadget dan akses teknologi informasi yang terlewat batas. “Apalagi bapaknya sibuk, ibunya juga sibuk nonton apa… Utaran,” ungkapnya.
Jefri prihatin dengan kondisi tersebut. Menurutnya, anak-anak belum saatnya mencerna informasi yang ada di media sosial, dan belum mampu melakukan self-protection terhadap hal-hal yang bersifat negatif. (SA/LINES)