JAKARTA – Menteri Agama Suryadarma Ali mengingatkan, terjadinya kecenderungan penyempitan makna informasi bukan hanya menjadi kesadaran bersama tetapi harus menjadi tanggungjawab dalam pendayagunaan media sosial.
“Masyarakat harus dididik agar cerdas dan kritis terhadap pendayagunaan media sosial,” ujar Menag dalam sambutannya pada penutupan Konferensi Internasional ke-3 Media Islam di Jakarta, Kamis (5/12).
Menag mengemukakan bahwa pihaknya juga telah mengingatkan semua pihak agar tabayyun (check and rechecks) terhadap berbagai informasi yang datang melalui media. Menteri juga berharap agar media Islam dapat menghapus stereotipe negatif yang selama ini diberitakan dunia Barat terhadap Islam dan umat Islam.
“Kita berkepentingan untuk menunjukkan pada dunia bahwa umat Islam mampu mengelola media dengan baik, bermartabat, dan bertanggungjawab dengan tidak meninggalkan profesionalisme dan orientasi bisnis yang sehat,” kata Menag.
Dalam Konferensi Internasional ke-3 Media Islam tersebut dicapai sejumlah kesepakatan, antara lain: ummat Islam di berbagai bagian dunia, juga media Islam, harus melaksanakan prinsip dan nilai-nilai Islam.
Selain itu, disepakati juga perlunya interaksi dan kerjasama lebih erat antara praktisi media dan komunitas muslim untuk mempekuat content melalui analisisis yang kritis dan konstruktif. Media Islam juga diminta memonitor aksi media yang bermusuhan yang menganggu prinsip dan nilai-nilai Islam.
Konferensi juga mengimbau semua media, termasuk media Islam, untuk tidak melibatkan diri untuk ikut-ikutan melakukan provokasi mengenai isu-isu kesukuan, faksi-faksi dan sektarianisme.Media Islam juga diimbau agar memberitakan segala sesuatu secara obyektif, seimbang, tidak bias dalam upaya menuntaskan problem masyarakat dan mencarikan solusi terbaik.
Adapun rekomendasi yang disampaikan dalam pertemuan itu antara lain melaksanakan kerjasama timbal balik antara media dan masyarakat dalam pengembangan strategi dan kebijaksanan media. Juga melakukan konsolidasi dialog budaya, konsultasi dan transparansi dan ikut memerangi praktek korupsi dan penyalahgunaan kekuasan.
Konferensi juga mengimbau penerapan model jurnalistik damai di tengah masyarakat muslim.Rekomendasi lainnya, antara lain, mengajak bank dan institusi keuangan Islam untuk membiayai proyek media yang nantinya dapat berkontribusi bagi pengembangan sumberdaya manusia dan budaya di negara-negara Islam.
Konferensi internasional ke-3 media Islam kali ini diikuti sekitar 400 peserta terdiri dari para pakar dan akademisi di bidang informatika dan informasi dalam dan luar negeri. (ant/mkd/mkd)
Sumber: kemenag.go.id