SURABAYA – Tidak banyak orang tahu bahwa LDII peduli dengan kaum minoritas. Di Surabaya, kaum difabel (tuna rungu) diberikan tempat untuk berekspresi sekaligus menimba ilmu agama Islam (al Quran dan al Hadits). Bambang Raditya, sebagai salah satu takmir masjid Baitul Makmur, Wonokromo, Surabaya yang menjadi pusat pembinaan kaum difabel ini mengakui bahwa mereka yang diberi keterbatasan oleh Yang Maha Kuasa, tetaplah manusia yang harus dihargai eksistensinya.
“Saya harap kita bisa menghargai dan menganggap mereka ada. Pak Sugiono (salah satu penyandang difabel) pernah saya tanya, kenapa Anda senang mengaji disini. Beliau menjawab saya senang mengaji disini karena merasa dihargai,” katanya menjelaskan.
Hingga saat ini, pengajian khusus kaum difabel ini masih terus berjalan. Bahkan mudah-mudahan kedepannya dapat menjadi pilot project bagi daerah-daerah lain di seluruh Indonesia untuk ikut peduli kepada sesamanya. Terlebih khusus kepada mereka yang diberi keterbatasan kemampuan diri, namun mempunyai harapan besar untuk bisa beribadah kepada Tuhannya dengan baik dan benar. (tp)