WAISAI – Setelah bergulat dengan desiran ombak selama 15 hari tim ekspedisi tiba di Waisai, Raja Ampat. Tim ini akan melaksanakan pengabdian selama 3 hari untuk melaksanakan beragam kegiatan yang telah disiapkan.
Sebanyak 130 orang tim ekspedisi tiba di Waisai (19/6) untuk langsung mengeksekusi kegiatanya. Disambuat Bupati Raja Ampat di Port of Waisai tim langsung menuju pusat pemerintahan Kabupaten Raja Ampat di Waisai.
Sejalan dengan apa yang sudah dipersiapkan tim LDII langsung menyambangi Masjid Agung Waisai untuk memberikan tausiah sekaligus diskusi seputar permasalahan umat. KH Anshoruddin memberikan tausiah selepas sholat Maghrib.
Didampingi Imam Masjid Agung H Hanafi, Anshor mengungkapkan kebahagiannya bisa hadir disini.
“Kami sangat berbahagia bisa hadir disini. Buka merasa pintar sendiri dan pol sendiri, tausiah ini sudah menjadi tugas negara melalui Kemenko Kesra untuk saya jalankan. Selain tausiah, kami juga membawa sumbangan dan membuka kesempatan beasiswa pondok pesantren bagi generasi muda Waisai,” ujar Anshor.
Setelah memberikan tausiah, tim LDII esok hari langsung beranjak memberikan ilmu Agrobisnis dengan trainer Hery Widianto. Melihat potensi agro Indonesia yang potensial LDII menilai ini adalah modal ketahanan pangan.
Ketahanan pangan kini bukan persoalan Indonesia, juga dunia. Maka bangsa yang save dalam ketahanan pangan akan menjadi bangsa yang besar. Kolaborasi ketahanan pangan dan semangat wirausaha merupakan dua hal yang tak boleh kita lewatkan. Bersama penggiat peternak, petani dan nelayan Kabupaten Raja Ampat LDII memberikan pelatihan agrobisnis.
Pelatihan kali ini LDII mengkombinasikan potensi limbah ikan, peternakan dan limbah ternak dalam kesatuan unit agro.
“Kami dipercaya oleh Kemenkokesra untuk membangun umat. Umat yang mandiri, maju dan sejahtera. Maka mari kita semua harus bisa bangkit dan mandiri,” ujar Heri dihadapan para peserta.
Heri menilai skema di Indonesia masing-masing rumah tangga memiliki sapi, kambing, domba atau kerbau. Maka sebenarnya ini adalah industri pupuk. Heri mengatakan bagi para petani agar tidak membuang limbah nya.
Anto Jumain Koordinator tim LDII mengungkapkan kita harus mampu mengubah modal yang kita miliki, dari yang pasif menjadi aktif. Sehingga makna sejahtera diharapkan bisa terasa.
Berbicara masalah pertanian Heri mengingatkan kepada masyarakat agar jangan membuang limbah. Limbah pertanian dapat diolah menjadi pupuk. Pupuk jika dijual bisa memiliki value 2500 rupiah.
“Jika memiliki 4 ekor sapi, maka sebenarnya ini bisa menjadi industri pupuk masyarakat,” ujar Heri.
Kembali ke pupuk, dengan diberikan kepada petani. Akan mengahasilkan produk pertanian yang berkualitas. Jika hasil pertanian berkualitas maka sudah sepantasnya akan mengahsilkan limah yang berkualitas pula. Maka dapat menjadi bahan pakan yang sangat potensial bagi ternak. Selain itu, pupuk kandang bisa juga dimanfaatkan untuk perkebunan (Frediansyah Firdaus/Lines).