NASIONAL – Pemilu 2014 menjadi penanda atau babakan baru dalam peran politik LDII. Terdapat 293 warga LDII menjadi caleg dari 12 partai politik. Untuk itu DPP LDII memberikan pendidikan politik bagi caleg sekaligus calon pemilih. Terutama untuk menghindari dan tak melakukan praktik politik uang.
Pesta Akbar Pemilu Legislatif tinggal 4 bulan lagi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejak 23 Agustus silam, telah mengumumkan daftar calon legislatif (caleg) melalui situs http://dct.kpu.go.id/ sehingga masyarakat dapat mengenal sejak dini para wakilnya. Para caleg tersebut selanjutnya akan berlaga di 77 daerah pemilihan (dapil) di seluruh Indonesia.
Melalui proses seleksi, KPU akhirnya memperoleh 6.608 nama caleg dari 6.641 pendaftar yang akan memperebutkan 569 kursi. Di antara nama tersebut terdapat 23 kader LDII menjadi Caleg DPR RI yang tersebar di 23 dapil di 11 provinsi. Selain itu tercatat setidaknya ada 293 kader LDII yang terdaftar dalam Caleg DPD dan DPRD di berbagai provinsi.
Melihat banyaknya kader LDII yang dicalonkan menjadi caleg dari berbagai partai, DPP LDII mengambil sikap, berupa pendampingan para caleg. Salah satu kegiatannya berupa kesadaran politik di berbagai lokasi di Indonesia. Mengundang para pengurus Organisasi LDII setingkat PAC, PC, DPD, DPW, dan para caleg, untuk memberi gambaran pentingnya lembaga legislatif, guna terwujudnya bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera. Salah satu pendampingan oleh DPP LDII dihelat DPD Kota dan Kabupaten Bogor, Senin (16/12).
Dalam sambutannya Ketua DPP LDII, Prasetyo Sunaryo, mengatakan para calon anggota legislatif ini diharapkan dapat memperjuangkan nilai-nilai dan kepentingan umat Islam melalui jalur konstitusional. “Keberadaan anggota legeslatif yang mengerti hukum Islam sangat penting sehingga memastikan tidak ada peraturan perundangan yang bertentangan dengan agama,” jelas Prasetyo. Pemilu 2014 yang menurutnya spesial untuk LDII, karena kader LDII cukup banyak yang terdaftar sebagai caleg. Ia berharap para kader LDII yang meduduki kursi legislatif dapat memperjuangkan kepentingan Islam dan masyarakat yang mereka wakili.
Belajar dari high cost politic dalam Pemilu 2009, Prasetyo menghimbau para caleg LDII untuk tidak terlibat dalam politik uang. Politik semacam itu menurutnya hanya membuat 9.000 caleg pada saat itu menjadi stress dan gila. Ia menyarankan para caleg lebih memanfaatkan sistem jaringan dan kedekatan sosial yang dimiliki. Selain itu, diperlukan pendekatan tokoh masyarakat dan pengenalan framework apabila terpilih. Hal tersebut menurutnya lebih berdampak bagi pemilih.
Dalam acara tersebut juga hadir salah seorang Caleg DPR RI, Hasyim Nasution yang mewakili Partai Persatuan Pembangunan untuk Dapil Kabupaten Bogor. Hasyim yang menjabat wasekjen LDII mengingatkan agar warga LDII tidak golput. Dengan golput, sama halnya tak melakukan sesuatu untuk mengubah Indonesia. Justru, bila pemenangnya mereka yang tak amanah, maka cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, hanya menjadi retorika saja. (Bahrun/LDII News Network/foto: shnews.co)