BALIKPAPAN – Tingkat inflasi Balikpapan hingga April 2017 relatif lebih terkendali. Berdasarkan catatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, inflasi tahunan sebesar 5,03% dan secara bulanan mencapai -0,08%. Bahan makanan (volatile food) menjadi resiko fluktuasi inflasi saat musim permintaan meningkat seperti bulan Ramadan, Lebaran, Natal dan tahun baru.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Suharman Tabrani mengatakan, level rata-rata inflasi sepanjang lima tahun terakhir itu didominasi oleh bahan makanan seperti beras, cabe, bawang merah, daging, dan telur.
“Sedangkan andil dari administered price berasal dari harga tiket angkutan udara,” papar Suharman Tabrani, dalam Dialog Ulama Peduli Inflasi dan Rakor Lembaga Dakwah Islamiyah, yang diikuti perwakilan ulama dan umara se-Balikpapan, bertempat di Aula KPw BI Balikpapan Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (16/5/2017).
Oleh karena itu, BI menginformasikan kepada masyarakat agar bijak berbelanja selama bulan Ramadan dan Lebaran. Inflasi tinggi terjadi akibat belanja berlebihan sehingga menyebabkan pasokan tidak cukup dan terjadi kenaikan harga. BI juga mengingatkan masyarakat agar tetap berhati-hati terhadap kejahatan peredaran uang palsu.
Sementara itu, H Sugianto dari Komisi Dakwah MUI Balikpapan mengatakan bahwa materi pembahasan rapat koordinasi ini antara lain perihal sertifikasi makanan halal, perlengkapan zakat fitrah sebagaimana usulan ulama sebesar tiga kilogram. “Ini perlu mendapatkan penjelasan lagi, yang biasanya itu dua setengah kilo gram,” ungkapnya.
Materi bahasan berikutnya terkait kegiatan selama bulan Ramadan, dan yang terakhir persiapan peringatan Nuzulul Quran.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, mengingatkan para ustadz dan kiyai agar materi dakwah atau kotbah Jumat hendaknya tidak multitafsir dan tidak terkait politik.
“Itulah saya mohon dukungan bapak-bapak sekalian, para ustadz, para kiyai, mari kita mengajak kebaikan, mari kita tempatkan bulan Ramadan untuk kebaikan,” ujar Rizal. Ia cukup prihatin dengan kejadian konflik antar sesama muslim ketika membangun masjid atau membangun sekolah Islam.
Terkait inflasi, Rizal menuturkan, kecenderungan harga tinggi mengakibatkan ekonomi daerah tidak stabil. “Padahal kebutuhan pokok disini hampir 90% didatangkan dari luar,” ujar Rizal.
Oleh karena itu, pemerintah kota bekerjasama dengan BI mencetuskan gerakan kemandirian pangan. “Salah satunya adalah bagi-bagi lombok,” ungkapnya. Program bagi-bagi bibit lombok ini menyasar ke seluruh masyarakat melalui RT masing-masing. Kemudian ditanam di setiap pekarangan rumah agar dipelihara sampai siap dipanen sendiri sehingga diharapkan menekan inflasi.
Di akhir pesan, Rizal mengatakan kota Balikpapan direncanakan akan menjadi tuan rumah kegiatan nasional, seperti rencana kegiatan Partai Golkar dan KPK atau pengalaman kunjungan Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu. “Balikpapan dipilih ini sebagai tempat yang paling aman dan paling strategis,” terangnya.
Untuk itu, ia berharap masyarakat terus menjaga kondisi stabilitas dan ketertiban kota Balikpapan. “Tahun ini mudah-mudahan Ramadan selalu membawa rahmat bagi kita semua, saling bersilaturahim,” pungkasnya.
Pada kesempatan ini, DPD LDII Kota Balikpapan turut aktif mengikuti kegiatan sampai selesai. Di antaranya adalah H Anzarudin, H Abdul Malik, H Herman Arsyad, H Ahmad Saudi serta perwakilan lainnya. (SA/LINES)