Pahlawan-Pahlawan Muda Masa Depan LDII
NASIONAL – LDII memiliki program tri sukses generasi penerus: faham dalam agama, berakhlakul karimah, dan mandiri. Mereka diharapkan menjadi generasi penerus bangsa yang mampu mengangkat martabat Indonesia. Tulisan ini dibuat untuk memperingati hari pahlawan. Inilah mereka dan kata mereka tentang Pahlawan yang akan dimuat dalam beberapa tulisan berseri.
***
Muhammad Isman Usman, namanya yang tiga kata itu kelewat panjang, makanya kolega memanggilanya Iman. Soal prestasinya jangan diragukan. Generasi penerus LDII ini adalah Mahasiswa berpretasi (Mapres) Universitas Indonesia 2012.
Iman keluar sebagai Juara Umum setelah berhasil memperoleh skor sebesar 99,4. Sementara itu, runner up yang merupakan Finalis Mapres asal Fakultas Teknik, meraih skor sebesar 87,9, disusul Mapres Kedokteran dengan perolehan skor akhir 84,23.
Selain menyabet gelar Mapres Utama, Iman juga meraih skor tertinggi untuk kategori CV Terbaik, serta Kategori Makalah dan Presentasi Terbaik. Malam puncak yang juga menyuguhkan sejumlah sajian hiburan seperti Paragita Choir, Liga Tari dan penampilan Bintang Pop UI tersebut, juga mengumumkan pemenang untuk kategori Bahasa Inggris terbaik yang diraih oleh Mapres Fasilkom, dan Kategori Karakter Terbaik yang disabet Mapres Fakultas Ekonomi dan Kedokteran.
Iman berhak atas uang tunai sebesar Rp 10 juta selain juga akan mewakili UI dalam ajang pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional. Iman adalah Mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2009 ini, telah meraih beragam prestasi semenjak bangku sekolah dasar. Sederet prestasi yang diraihnya, tidak hanya dikancah nasional, melainkan juga di kancah Internasional.
Iman memiliki prinsip yang unik: learn, earn, return. Belajar lebih awal agar memperoleh hasil lebih awal, dan tak peduli gagal ataupun berhasil. Kemudian mengembalikan ilmu yang didapat kepada sekelilingnya.
Begitulah Iman. Sejak usia 10 tahun dia telah berorganisasi dan senang berdiskusi. Iman kecil yang kerap mengaji di pengajian ‘cabe rawit’ LDII, mendapati kenyataan: anak-anak mampu namun tak begitu peduli terhadap buku pelajaran. Sementara banyak anak yang tak mampu, namun sangat membutuhkan buku.
Jiwa sosialnya terasah dengan melihat sekitar. Iman lantas meletakkan rak buku di teras rumahnya, agar setiap anak bisa membaca. Dia juga menerima sumbangan kawan-kawannya, untuk dibaca anak-anak lainnya. Namanya menasional kala memperoleh penghargaan Pemimpin Muda Indonesia pada tahun 2008 dari Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak dan Presiden Republik Indonesia.
Salah satu pendiri Indonesian Future Leaders ini menjadi satu dari sepuluh anak yang mendapatkan penghargaan World Youth Achiever Recognition dari Friendship Ambassador Foundation yang bermarkas di Amerika Serikat. Ia juga terpilih sebagai Penasihat Remaja United Nations Population Fund di Indonesia.
Tahun 2009, Iman menjadi Duta Muda Asean dan mewakili Indonesia untuk G-20 My Summit di Toronto, Kanada. Saat ini Iman sedang belajar di Teachers College, Columbia University. Sesibuk apapun dengan kegiatan sosialnya untuk return kepada sekitarnya, Iman tetap mewujudkan mimpinya untuk menjadi diplomat.
Muhammad Isman Usman hidup dengan menjalani mimpinya dan mengejar lebih dahulu untuk gagal, agar dapat belajar lebih dahulu dari yang lain. Ketidaktakutannya untuk gagal menginspirasi kaum muda yang lain. Seorang pahlawan menginspirasi orang-orang yang mendengar ceritanya. Jika seorang Iman Usman berani untuk menjalani kegagalan, kaum muda di manapun pasti bisa sesukses Iman. (Reza)