BALIKPAPAN – Air merupakan salah satu kebutuhan dasar makhluk hidup di bumi. Ketersediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Keterbatasan air bersih justru memudahkan timbulnya penyakit. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon, yang digunakan untuk minum, mandi, mencuci, maupun keperluan lainnya, bergantung keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.
Di Kota Balikpapan, Waduk Manggar merupakan waduk andalan penyuplai kurang lebih 70% dari sekira 800 ribu jiwa warga kota Balikpapan. Waduk sejuta umat, begitu julukan terakhir waduk ini, memiliki kapasitas sekira 15 juta meter kubik, terletak di dataran tinggi dengan sumber utama dari air hujan.
“Terhadap waduk ini, kita mati-matian menjaganya. Tahun lalu saya mendapat laporan waduk ini akan jebol seperti Situ Gintung di Jakarta,” ujar Wali Kota H Rizal Effendi, saat memberikan materi pada acara puncak perkemahan Cinta Alam Indonesia (CAI) Remaja LDII, bertempat di Lamin Utama Waduk Manggar, Minggu (9/8/2015). “Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya diputuskan separuhnya, sekitar 7 juta meter kubik air dibuang, menghabiskan dana sekira 6 milyar untuk perbaikan,” ujar Rizal Effendi.
Perkemahan CAI merupakan salah satu upaya pembinaan generasi penerus LDII di alam terbuka, yang dilaksanakan setiap masa liburan akhir tahun pelajaran sekolah. Tujuannya adalah mewujudkan generasi penerus yang berilmu dan faqih dalam agama, memiliki akhlak mulia serta mandiri. Tahun ini dilaksanakan selama empat hari, dibuka Kamis (6/8) sore dan berakhir Minggu (9/8) sore. Selain bertempat di Waduk Manggar dukungan Pemerintah Kota Balikpapan, panitia juga mendatangkan pemateri yang berasal dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah, yaitu KH Ubaidillah Alhasaniy.
Menurut Ir H Muhammad Anshori, salah satu panitia, ketika ditemui media ini mengatakan bahwa materi yang disampaikan dalam CAI tahun ini meliputi kontribusi LDII dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kemudian keterampilan berpikir untuk meningkatkan proses belajar seumur hidup, dan materi-materi lain perihal pemantapan agama, kebangsaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun jumlah peserta sekira 122 orang dari berbagai kelurahan di Balikpapan. “Apabila ditambah panitia kurang lebih 150 orang,” ujar H Anshori.
Sebelum wali kota memberikan materi, ketua panitia CAI 2015 sekaligus mewakili Ketua DPD LDII Balikpapan, H Hasan Bisri, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah kota Balikpapan, atas dukungannya sehingga dapat menggunakan secara penuh sarana maupun prasarana yang ada di Waduk Manggar.
“Kami sampaikan Pak, bahwa remaja-remaja LDII bukan hanya tidak merokok, tapi anti rokok,” kata H Hasan Bisri memperkenalkan peserta CAI dan mendapat applause meriah. “Kami ingat pesan Bapak Walikota saat camping CAI di Pondok Pesantren Bairuha beberapa waktu lalu bahwa rokok merupakan pintu masuk narkoba, dan mengapresiasi CAI terus konsisten menjaganya,” tambahnya.
Menanggapai hal tersebut, Rizal Effendi mengapresiasi singkat, “Hebat!” katanya. Ia berpendapat merokok itu salah satu pintu masuk narkoba. Menurutnya, di pemerintahan ia berharap seluruh pejabat meninggalkan rokok, mulai dari lurah, camat, kepala sekolah, hingga dalam pemerintahan kota. “Kalau ada pejabat yang merokok, lebih baik berhenti saja, jadi sponsor rokok daripada jadi pejabat pemerintah,” ujarnya disambut applause.
Sadar Lingkungan
Rizal Effendi sangat menaruh perhatian terhadap pembangunan kota. Hal ini disampaikan kurang lebih selama 45 menit dalam mengisi materi lingkungan dan pembangunan kota. Ia pun menawarkan agar pelaksanaan CAI tahun depan bertempat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar. TPA Manggar merupakan salah yang terbaik dalam pengolahan sampah di Indonesia.
“Tahun depan CAI kalau bisa di TPA Manggar, biar kalian tahu bagaimana pengolahan sampah dapur,” kata Rizal Effendi pada peserta. “Sekarang TPA Manggar menghasilkan gas metan, penduduk setempat menggunakannya untuk kompor memasak,” terangnya. Rizal berharap, dengan mengetahui proses pengolahan limbah sampah ini, generasi muda LDII sadar lingkungan.
Dalam pembangunan kota, Rizal menjelaskan juga tentang peraturan daerah yang mengatur pembangunan rumah di kawasan Waduk Manggar, rumah susun yang harus memiliki ijin pendirian dengan tetangga, kewajiban mengganti sebuah pohon yang ditebang dengan lima batang pohon baru, hingga soal nasi dalam piring yang harus dihabiskan bersih usai makan. Hal ini dikatakan agar generasi muda LDII mampu lebih produktif dengan segala keterbatasan.
Menurut Ir H Muhammad Anshori, ketika ditemui sebelumnya, mengatakan bahwa dalam CAI kali ini akan dilakukan penanaman bibit pohon dan penyemaian bibit ikan air tawar di Waduk Manggar. Tetapi tampaknya penanaman bibit pohon terkendala musim kemarau. Sedangkan penyemaian bibit ikan air tawar dilaksanakan pada akhir pelaksanaan camping, yang secara resmi dilakukan oleh Dewan Penasehat DPD LDII Kota Balikpapan H Ramidi Yas beserta panitia dan peserta. (SA/Yasin/LINES)