BALIKPAPAN – Turunnya hujan tidak mampu menaikkan debit air Waduk Manggar yang susut. Kondisi ini menyebabkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Balikpapan menggilir distribusi air kepada masyarakat. Hal ini menyebabkan gejolak sebagian masyarakat yang tidak mendapat pasokan air.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah kota terus berupaya menjaga kondisi debit air, termasuk bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan dan tokoh agama menggelar kegiatan doa bersama, diikuti jajaran pegawai pemerintah kota, bertempat di lokasi Waduk Manggar, Rabu (17/2/2016) siang.
“Beberapa hari terakhir waduk kita semakin hari semakin menyusut debitnya,” ujar Saiful Bahri, asisten satu Kota Balikpapan mewakili wali kota. “Saat ini ketinggian waduk 5,15 meter, tadi malam turun hujan ternyata naiknya 10 cm. Normalnya 10 meter,” ujarnya saat menjelaskan kondisi ketinggian waduk saat mengawali acara.
Waduk yang sepenuhnya mengandalkan sumber air hujan ini menjadi sumber utama suplai air sekira 75% penduduk. Ia berharap hujan segera turun memenuhi debit air waduk.
“Tentunya kerja kita ini harus dibarengi dengan doa, karena dengan doa mudah-mudahan Allah selalu mendengarkan apa yang menjadi pilihan kita,” ujarnya. Ia berharap hujan yang turun nanti adalah hujan yang membawa rahmat.
Sebelum doa, diawali dengan istigfar 100 kali memohon ampun kepada Allah, dipimpin KH Zailani Mawardi, kemudian dilanjutkan dengan doa dipimpin KH Anas Mochtar Ketua MUI Balikpapan.
Sementara itu, KH Anas Mochtar mengajak seluruh masyarakat kota Balikpapan melaksanakan gerakan sedekah pada hari Kamis (25/2/2016) dan gerakan Salat Dhuhur berjamaah pada hari itu. “Meskipun seminggu lagi waktunya, kalau toh ada hujan terus menerus turun itu akan tetap kita laksanakan, karena jeritan hati kita ini sudah didengar oleh Allah, maka diturunkan hujan ini sebagai ujian saja,” ujarnya.
Pada kesempatan ini LDII turut hadir, diwakili Ketua Pimpinan Cabang Balikpapan Barat Subur Anugerah. (SA/LINES)