NASIONAL – Media sosial seperti Facebook saat ini makin meningkat jumlah penggunanya. Berdasarkan Digital Insights yang diterbitkan September tahun lalu, jumlah pengguna Facebook mencapai 1,15 miliar. Namun data terakhir The Next Web, Rabu (29/1/2014), raksasa jejaring sosial ini berhasil memiliki lebih dari 1,23 miliar pengguna aktif.
Di Indonesia sendiri diperkirakan mencapai 80 juta pengguna Facebook di tahun 2014. Belum termasuk media sosial lainnya seperti Twitter, Google Plus, Linkedin, Instagram, Pinterest dan lainnya yang juga mengalami pertumbuhan pesat.
Menurut Hidayat Nahwi Rasul, Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia (KTI), besarnya jumlah pengguna media sosial merupakan energi sosial, bahkan menjadi tulang punggung abad digital saat ini. “Ya, bagi saya media sosial adalah energi sosial, bahkan tulang punggung (backbone) abad digital saat ini,” ujarnya.
Menurutnya, peningkatan jumlah pengguna media sosial secara eksponensial adalah mereka yang berusia 45-64 tahun. Mengingat varian usia di semua level, maka media sosial seolah telah menjadi rumah besar bagi penduduk dunia untuk berkomunikasi.
Namun, meningkatnya jumlah pengguna media sosial ini mengakibatkan interaksi dan komunikasi di dalamnya juga makin meningkat. Hal ini mengakibatkan penggunaan media sosial memiliki potensi konflik akibat kesalahpahaman bersosial. “Menjadi urgent dan relevant bagi Kita di Indonesia sebagai negara ke-4 terbesar pengguna Facebook-nya untuk secara bersama menjaga dan memelihara dan mendorong etika bersosial-media dan berkomunikasi menggunakan gadget,” jelasnya.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII ini, bila media sosial digunakan untuk sarana edukasi, promosi, sosialisasi, silaturahim, bahkan kampanye politik, tentu akan memperkuat modal sosial masyarakat sebagai bangsa. Agar media sosial dapat dimanfaatkan, ia berpendapat masyarakat perlu mengetahui etika dasar bersosialisasi dalam media sosial.
“Itulah sebabnya saya mencoba menyebarkan melalui grup BBM tentang poin-poin etika bersosial,” ujarnya. “Saya hanya me-launching 6 poin, namun mendapat respon positif dari kawan-kawan grup BBM sehingga menjadi 21 Etika Bersosial di Media, hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Luar biasa, itulah salah satu contoh kekuatan media sosial,” urainya panjang lebar.
Berikut 21 Etika Bersosial di Media yang perlu diketahui masyarakat:
- Tidak menggunakan nama samaran atau membuat akun samaran.
- Hindari menyebarkan/mem-forward berita bohong atau yang belum jelas kebenarannya, dan tidak menggunakan social media untuk menyampaikan kabar, fitnah, dan pembunuhan karakter (labelling) pihak lain (Amirudin, Dosen FIB Undip Semarang)
- Berusaha membagi informasi yang baik dan benar agar bermanfaat bagi yang menerima.
- Membatasi diri dalam menerima dan mengirim gambar porno dan umbar aurat.
- Menjunjung tinggi etika dan kesopanan dalam berkomunikasi menggunakan sosial media atau dengan gadget (Hidayat Nahwi Rasul, Makassar).
- Menyampaikan informasi sesuai prinsip 5W1H (Muhammad Ied, Jakarta).
- Tidak menggunakan huruf kapital semuanya atau menggunakan kata-kata singkatan yang tidak lazim digunakan (Irwansyah Sukarana, Makassar).
- Peduli pada informasi yang bersifat edukasi dan rela berbagi (Tri Hastuti Arselina, Bekasi Jabar).
- Informasi yang dibagi tidak mengandung SARA walaupun bercanda. (Drs.Chandra Nursida, Jakarta).
- Tidak menggunakan lambang negara dan atau foto-foto pejabat negara, pahlawan, ulama, tokoh terhormat, sebagai candaan atau parodi-parodi yang merendahkan (Poppy Rusdi, Makassar).
- Hindari pembahasan yang dapat menciptakan perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa. (Rio Sidahuruk SH, Jakarta).
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami (Boediono, Jember Jawa Timur).
- Membatasi mencantumkan data pribadi seperti nomor HP/pin BB/rekening bank, sebab rawan penyalahgunaan dan penipuan. (Mahar Pr, Writerpreneur, Jakarta).
- Positifkan Indonesia dengan tidak melecehkan apapun yang ada di Indonesia dalam setiap publikasi sharing meski hanya bercanda (Hendra, Pengajar dan Penulis, Banda Aceh).
- Informasi yang dibagi tidak memuat dan atau tidak menyerang informasi pribadi (privacy) pihak lain.
- Tulisan yang diekspos seyogyanya sesuai bidang keahliannya (Arief Iswanto, Jember).
- Informasi yang dibagi dapat menambah ilmu, iman, dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (Sudirman Numba, Makassar).
- Informasi yang diberikan tidak melulu bad news, tetapi memperbanyak Good News yang mencerdaskan dan beretika (M. Ari Sultoni, SH, PNS, Padang).
- Berusaha mewujudkan kenyamanan berkomunikasi dengan menyimak pesan yang diterima sebelum merespon kembali (Ashar Budiman, Jakarta).
- Mengapresiasi informasi yang positif dan bermanfaat dengan klik like, retweet atau memberikan komentar yang baik (Rohmat, Jakarta).
- Jika memakai artikel orang lain, baik berupa gambar/photo/berita, (Forward) senantiasa mencantumkan sumbernya. (Yos Syarif, Bandung).
(LDII Network News)